Mohon tunggu...
Liong Vincent Christian
Liong Vincent Christian Mohon Tunggu... Wiraswasta - https://www.facebook.com/Bulirberas-by-Liong-Vincent-Christian-304840243568837

Lahir 20 Mei 1985 Suka menulis tulisan bertema sosial politik dan psikologi. Juga membuat kalimat Bergambar yang diberi label Bulirberas

Selanjutnya

Tutup

Money

Jika Ide Usaha Masuk Akal, Maka Modal Dapat Tersedia

30 Oktober 2020   20:00 Diperbarui: 31 Oktober 2020   08:35 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam video yang menceritakan Credit Union Gemala Kemisik tampak jelas anggota-anggota Credit Union tersebut cenderung anggota Gereja (Katolik atau Kristen). Aplikasi android bisa saja dibuat untuk umum dengan mengikuti aturan-aturan umum, disesuaikan dengan Syariat Islam untuk Pesantren dan umat Islam, sesuai agama Hindu, agama Budha, aliran kepercayaan, dlsb.

Jika tulisan ini dibaca dengan cermat, seharusnya ide yang disampaikan dapat diterapkan sesuai kearifan lokal masing-masing kelompok secara offline seperti yang sudah terjadi di Credit Union Gemala Kemisik atau dalam bentuk bentuk yang sedikit berbeda. Masalahnya saat ini karena Covid19 orang cenderung menghindari pertemuan secara langsung. Penggunaan uang secara fisik juga ditakutkan menjadi media penularan Covid19. Karena itu online menjadi solusi yang bagus untuk membangun Credit Union yang baru.

Penulis melampirkan beberapa bahan bacaan bahasa indonesia dan bahasa Inggris di bawah tulisan ini supaya pembaca bisa lebih memahami. Credit Union ini hal yang baru bagi kebanyakan orang Indonesia karena memang tidak diajarkan.

Penulis bersedia dihubungi jika ada pihak-pihak yang memiliki modal dan berminat (venture capital) untuk membuat aplikasi android koperasi sejenis versi komunitasnya sendiri.

OMNIBUS LAW & RUU CIPTA KERJA

Orang orang yang terbiasa dengan sejenis Koperasi macam Credit Union, Penjual barang dalam komplek peruamahan melalui whatsapp group penghuni komplek perumahan, Penjual Online (macam bukalapak, tokopedia, shopee, dlsb), Gofood, Grabfood, bahkan sopir ojol Gojek dan Grab. Orang-orang ini sudah terbiasa dengan BERDIKARI BERdiri DI atas KAki sendiRI. 

Bagi yang sudah biasa BERDIKARI yang diharapkan cuma pelonggaran peraturan agar lebih bebas bergerak dan terhindar dari pungutan liar oknum aparat akibat peraturan perijinan yang sulit diikuti misalnya soal; sertifikat halal, bpom, sni, ijin membuka usaha, peraturan soal pajak, dlsb. Bagi mereka sepertinya tidak terlalu masalah RUU nya mau seperti apa, toh kegiatan mencari uang berjalan begitu saja, ada kalanya ramai dan ada kalanya sepi.

Kebanyakan Buruh sangat bergantung pada kepastian Gaji Bulanan dan Jaminan Sosial lainnya yang disediakan oleh Perusahaan.  Dengan sedikit saja terusik rasa kepastian tersebut maka akan memberontak dan melawan. Mereka belum terbiasa berpikir Berdikari tanpa adanya kepastian.

Beberapa waktu terakhir ini banyak demo menentang Omnibus Law dan RUU Cipta Kerja, ada pula isu isu tidak bertanggungjawab bahwa undang-undang tersebut tidak berpihak kepada Buruh dan UMKM, melainkan kepada pengusaha besar dan calon investor asing saja. Ada pula yang muncul memperkenalkan diri sebagai ahli dengan bahasa bahasa yang tinggi dan sulit dipahami, muncul di tengah masyarakat (yang kurang percaya diri), agar bisa menggiring agar menitipkan uang untuk dikelolanya sebagai orang yang mengaku lebih berpengalaman.

Kondisi terakhir tampak pengusaha lokal (jenis usaha padat karya) saja sudah muak melanjutkan usahanya dan mulai berpikir untuk menutup atau membangkutkan usaha, menyimpan yang yang tersisa di bank, makan bunga untuk biaya melanjutkan hidup. Investor asing masih pikir-pikir belum datang saja sudah didemo.

Sayang sekali kalau harus bangun pabrik besar, lalu menjalankan usaha dalam waktu yang tidak lama, harus meninggalkan pabriknya kosong, cari negara lain yang buruhnya lebih bersahabat daripada di Indonesia. Lebih baik sekalian dari awal tidak perlu berinfestasi di Indonesia. Begitu banyak provokator anti pemerintah yang mengakibatkan pengusaha tidak merasa nyaman. Lapangan kerja padat karya bagi buruh di Indonesia akan berkurang dari waktu ke waktu. Yang lama pergi, yang baru tidak datang. Pemerintah terus berusaha memberi harapan kepada pengusaha lokal dan calon investor asing, misalnya dengan membuat RUU yang tampak membela pengusaha jenis usaha padat karya, tetapi usaha-usaha untuk melawan terus terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun