Mohon tunggu...
Vina Serevina
Vina Serevina Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Negeri Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar Mata Kuliah Wawasan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Strategi Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Daring

7 April 2022   08:24 Diperbarui: 9 April 2022   09:47 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompasiana.com/amp/danielkalis/5fce292e8ede4828033861d2/5-tips-sukses-kerja-kelompok-saat-kuliah-daring-nomor-5-paling-krusial

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Siti Rohmaniah, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2022.

Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa Inggris 'strategic' yang berarti siasat rencana. Sedangkan menurut bahasa Yunani, strategi berasal dari kata "strategos" yang memiliki makna, yaitu; suatu usaha untuk mencapai suatu kemenangan dalam suatu peperangan. Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, dengan menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara tatap maya atau tidak langsung (tatap muka).

Di era teknologi seperti sekarang ini guru sebagai pengajar harus mampu mengintegrasikan teknologi secara inovatif dalam pembuatan media pembelajaran agar para peserta didik menjadi melek teknologi dan melaksanakan pembelajaran yang menarik. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sangat penting dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Perkembangan teknologi yang cukup pesat tidak dipungkiri sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Dampak perkembangan teknologi dalam dunia Pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang berbasis teknologi.

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bergerak begitu cepat ikut mempengaruhi praktik pembelajaran di pendidikan tinggi. Saat ini pembelajaran dapat dilakukan tidak harus dalam waktu dan tempat yang sama. Hal ini tentu harus didukung bahan ajar yang dapat memfasilitasi kebutuhan pembelajaran online, untuk itu perlu dikembangkan bahan ajar digital interaktif untuk membantu mahasiswa dalam pembelajaran secara online.

Pandemi covid 19 menjadikan sistem pembelajaran harus mencari bentuk inovasi untuk proses kegiatan belajar  mengajar  secara efektif. Inovasi pembelajaran dibutuhkan untuk menjembatani adanya halangan pembelajaran secara tatap muka menuju pembelajaran secara online. Pendidik  harus mampu menyusun strategi pembelajaran secara efektif di era new normal, hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Di perlukannya sebuah strategi yaitu agar peserta didik dapat menerapkan cara berpikir yang lebih baik, kemudian pengajar bisa lebih matang mempersiapkan diri untuk menghadapi peserta didik dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Dan yang paling penting, dengan adanya strategi pembelajaran adalah agar peserta didik bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam belajar.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengarahkan agar semua kegiatan belajar mengajar diadakan dari rumah dan harus menjaga jarak atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Arahan tersebut menuntut pendidik  untuk menyusun dan membentuk inovasi pembelajaran yang efektif sebagaimana pembelajaran secara tatap muka. Metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh pendidik  dalam era new normal ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dalam kelompok kecil

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam metode daring adalah penggunaan personalized method dalam sistem diskusi.

Menurut Djamarah (2005: 164) pembelajaran dalam kelompok kecil merupakan usaha untuk meningkatkan peranan pesera didik secara mandiri dalam melakukan proses pembelajaran, yaitu dengan mengurangi perananan pendidik dalam proses interaksi edukatif. Dalam pelaksanaannya peserta didik akan akan membentuk kelompok belajar kecil dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini dikelompokkan dengan tiga cara yaitu : 1) dasar tugas-tugas khusus; 2) dinamika proses kelompok diantara anak didik; dan 3) pembentukan kelompok belajar yang telah dilakukan oleh pendidik yaitu kelompok kerja. Kegiatan pembelajaran ini sebagai suatu proses pembelajaran dimana peserta didik dapat mengembangkan pengetahuannya dengan pengawasan pendidik untuk mencapai tujuan berdasarkan kemampuan, pendekatan dan bahan pelajaran.

Kegiatan pembelajaran dalam kelompok ini dapat melalui tutoring pelajaran, pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak didik. Model tersebut merupakan suatu bentuk pembelajaran dimana pendidik dapat memberikan perhatian terhadap anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara intensif karna dilakukan dengan cara kelompok kecil. Penerapan pembelajaran dalam kelompok kecil pada new era sepeti ini harus selalu melakukan protocol kesehatan karena para anak didik harus bertemu secara tatap muka. Jumlah untuk kelompok ini sebanyak dua sampai dengan tiga anak didik saja. Ketika melakasanakan metode ini pendidik memberikan poin-poin materi secara detail sehingga pembelajaran yang dilakukantidak berlangsung lama (satu sampai dengan dua jam).

2. Pembelajaran secara project base

http://smpn47samarinda.sch.id/menggunakan-model-project-based-learning-pada-pembelajaran-online/
http://smpn47samarinda.sch.id/menggunakan-model-project-based-learning-pada-pembelajaran-online/

Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning) dapat mengurangi tanggung jawab peseta didik pada proses belajar. Proses pembelajaran tersebut dapat mengurangi kreatifitas anak didik. Hal ini dapat memberikan rasa bosan dan jenuh karna proses pembelajaran hanya dilakukan satu arah. Pada masa new normal seperti saat ini, model pembelajaran berbasis proyek (project Based learning Model) dapat menjadi alternative. Dimana peserta didik diberikan tugas untuk membuat suatu project yang sesuai dengan mata pembelajaran yang terkait. Metode pembelajaran ini tidak hanya melibatkan satu mata pembelajaran saja namun bisa menghubungkan dengan mata pembelajaran yang lain. Menurut Aminuddin, (2015) Model pembelajaran tersebut memiliki keunggulan yaitu 1) anak didik dapat merancang proses untuk menentukan sebuah hasil project; 2) melatih anak didik untuk bertanggung jawab dalam mengelola informasi yang dilakukan pada project tersebut; 3) anak didik dapat menghasilkan suatu produk dan kemudian dipresentasikan. Metode ini memberi kesempatan kepada pendidik untuk membentuk team teaching sebagai mentor terhadap anak didik.

Di dalam buku Dick dan Carey, menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen  strategi pembelajaran, yaitu:

  • Kegiatan pembelajaran pendahuluan

Langkah yang harus dilakukan oleh pendidik, diantaranya; (a) memastikan kelas tertata rapi dan bersih (b) membaca doa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan yang maha esa, (c) memberikan apersepsi dan motivasi kepada peserta didik dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut,(d) membangun kerangka pikir peserta didik tentang materi yang akan dipelajari secara bersama-sama dengan menyampaikan pokok-pokok materi pada setiap sub bab dan keterkaitan pokok-pokok materi tersebut.

  • Penyampaian  informasi

Menyampaikan informasi tehnik penyampaian informasi (materi) kepada peserta didik harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga waktu proses pembelaran berjalan efektif.

  • Partisipasi peserta didik

Partisipasi peserta didik dalam paradigma pendidikan sekarang ini, bahwa peserta didik harus menjadi pusat pembelajaran atau dengan istilah student centred learning (SCL), sedang pendidik hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran.

  • Tes

Tes atau evaluasi untuk mengetahui materi yang disampaikan atau diinformasikan kapada peserta didik berhasil atau tidak, maka harus dilakukan evaluasi. Tes atau evaluasi merupakan salah satu komponen yang sangat urgent dalam proses pembelajaran.

  • Kegiatan lanjutan

Kemudian komponen yang penting selain yang disebutkan di atas adalah pendidik yang bersifat kreatif dan inovatif dalam merancang dan menyusun media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Pendidik yang inovatif dan kreatif mampu merancang dan menyusun strategi pembelajaran akan merespon tingkat perkembangan peserta didik, termasuk memperhatikan perkembangan teknologi industri 4.0 sebagai realitas kehidupan masyarakat sekarang ini yang melenial.

Jadi dalam sebuah pembelajaran, terutama dalam pembelajaran daring diperlukan berbagai strategi agar pembelajaran lebih terarah dan menarik. Untuk itu, guru diharuskan  mampu dan dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Contohnya, dalam pemberian soal dan penugasan haruslah bervariatif agar tidak menimbulkan kejenuhan siswa, dan siswa menjadi tertantang untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Siti Rohmaniah, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2022.

Referensi:

Senjaya,Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:Kencana Prenada Media Group).

Riyanto,Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Pendidik/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta: Kencana).

Walter,Dick & Carey Lou.  1994. The Systematic Desgn of Instruction (New York: Harper Collins publishers).

Amirudin, A. dkk. 2015, Pengaruh Model Pembeajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Geografi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol. 20. No.1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun