Kalau kamu penggemar kuliner malam di Tangerang, terutama yang sering blusukan di kawasan Pasar Lama, pasti tak asing dengan Bubur Ayam Pak De. Dulu, mangkalnya di sekitar tugu jam Argo Pantes, tapi sekarang beliau sudah pindah ke area pinggir Kali Cisadane, tak jauh dari pusat keramaian Pasar Lama. Meski berpindah lokasi, citarasanya tetap juara---bahkan suasana tempat makannya kini lebih nyaman, luas, dan tidak sumpek.
Pak De, sosok penjual bubur ayam yang sudah berjualan sejak tahun 1984, dikenal bukan hanya karena buburnya yang gurih dan hangat di malam hari, tapi juga karena kepribadiannya yang humble, lucu, dan dermawan. Jangan heran kalau kamu pesan satu porsi, tapi tiba-tiba dikasih lebih. "Udah, buat kamu mah, nambahin dikit nggak papa," katanya sambil senyum. Beliau memang dikenal suka nambahin porsi tanpa diminta, terutama buat pelanggan yang sudah akrab.
Yang bikin betah bukan cuma buburnya yang lembut dengan topping melimpah, tapi juga suasana tempat makannya. Meski street food, area makannya bersih dan tertata, dengan kursi-kursi plastik yang disusun rapi di pinggir kali. Angin sepoi-sepoi dari aliran Cisadane bikin makan malam di sana terasa adem dan syahdu.
Tak heran, Bubur Ayam Pak De disebut sebagai salah satu bubur legend di Tangerang. Hampir setiap malam, selalu ada antrean, dari anak muda, keluarga, sampai orang-orang yang udah langganan puluhan tahun. Buka mulai sore hari hingga bubur habis, jadi kalau mau kebagian, usahakan datang lebih awal.
Kalau kamu lagi cari bubur ayam yang bukan cuma enak tapi juga punya nilai nostalgia dan kehangatan dari sosok penjualnya, mampir ke Bubur Ayam Pak De di pinggir Kali Cisadane. Kuliner jalanan dengan rasa rumahan dan hati yang besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI