Mohon tunggu...
Vidia Andini
Vidia Andini Mohon Tunggu... Relawan - Penggiat Demokrasi

Aku suka demokrasi yang membantu kita menguatkan yang lemah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benar Kata Politisi Demokrat, New Normal Tak Mengurangi Tapi Menambah Korban

13 Juli 2020   13:55 Diperbarui: 13 Juli 2020   14:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Angka kasus baru penderita virus Corona mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga per tanggal 11 Juli kemarin. Bahkan, per hari ini saja terus bertambah jumlah korban yang terjangkit Covid-19.

Bila dilihat dari covid counter Gugus Tugas percepatan penanggulangan covid-19, setiap hari jumlah kasus baru terus meningkat. Setidaknya, per hari jumlah yang terjangkit bertambah sebanyak 359 orang.

Sebelumnya pemerintah telah sesumbar mengatakan bila virus ini sudah 'jinak'. Hingga mengajak masyarakat untuk berteman dengan virus asal Cina tersebut. Ya, pemerintah menghentikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara nasional. Beralih kepada kebiasaan baru atau New Normal. Namun faktanya, jumlah tidak berkurang. Malah terus meningkat setelah PSBB dihentikan pada akhir Juni itu.

Sekarang bagaimana?

Hasilnya bisa kita lihat bersama. Dari informasi yang tersebar lewat berita daring maupun televisi, pilihan untuk menerapkan kebijakan jalani kehidupan baru atau new normal tidak mampu menahan laju keganasan virus corona sampai hari ini.

Kini, kebijakan new normal akan dicabut karena dianggap tidak efesien.

Seharusnya sejak awal, Presiden bersama pembantuya memikirkan lebih jauh agar korban tidak semakin bertambah. Minimal korban yang sudah terjangkit bisa sembuh total.

Dengan begitu, apa yang dikatakan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat Irwan Fecho sangatlah benar. Sesuai fakta. Dia menganggap kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 70 ribu akibat dari tatanan hidup baru atau new normal.

Hal ini disebabkan kebijakan new normal terlalu cepat untuk diterapkan. Padahal sebagai negara yang luas dan majemuk, pemerintah terlambat untuk melakukan penguncian wilayah atau melakukan lockdown di saat virus ini pertama kali datang ke Indonesia.

Kini bagaimana?

Presiden kelabakan dengan jumlah yang disampaikan oleh anak buahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun