Mohon tunggu...
Vicky Sylvia Sugandi
Vicky Sylvia Sugandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Akun ini digunakan hanya untuk memenuhi persyaratan pengumpulan tugas Komunikasi di Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pencemaran Udara dan Air di Sekitar TPA Cipeucang

17 Februari 2023   20:52 Diperbarui: 17 Februari 2023   20:52 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

TANGERANG SELATAN, - Sampah yang ada di Tangerang Selatan sebagian besar akan bermuara ditempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang, Serpong. Setiap harinya, ada sekitar 400 ton sampah yang dibuang ke TPA Cipeucang. Biasanya sampah tersebut akan dibuang kembali ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Cilowong, Serang.

Banyaknya timbunan sampah menjadikan lingkungan dan udara sekitar menjadi bau dan langka nya air bersih. Sudah banyak warga yang mengeluhkan hal tersebut.

Iwan (35tahun) mengatakan bahwa bau sampah tersebut sudah sampai stasiun Cisauk. “Baunya udah
sampai sini (stasiun Cisauk)”. 

Warga di daerah Serpong, Tangerang Selatan pun sudah mengeluhkan aroma tidak sedap seperti bau sampah sejak minggu lalu tanggal 20 Januari 2023.

Warga menduga jika bau tidak sedap itu berasal dari tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang.

“Lumayang mengganggu sih baunya”, kata Arifin (27 tahun). Menanggapi hal itu, Kepala UPT TPA Cipeucang Tain Setiawan menjelaskan, aroma tidak sedap yang tercium oleh warga muncul akibat penataan tumpukan sampah di TPA Cipeucang. 

"Sementara ini memang kami ada aktivitas pemadatan sampah, karena kan otomatis sampah itu harus kami rapikan
ya dan kami tata," ujar Tain saat dihubungi.

Akibat penataan tersebut, kata Tain, gas metana dari tumpukan sampah yang dipindahkan dan dipadatkan di lokasi lain itu keluar dan berembus ke kawasan sekitar.

"Kalau enggak ada aktivitas pemadatan atau penataan, katakanlah, tidak akan bau," ucap Tain. Kendati demikian, Tain mengklaim bahwa pihaknya sudah berupaya meminimalkan aroma tidak sedapdari gas metana selama aktivitas berlangsung. Hal tersebut dilakukan dengan menyiram atau menyemprotkan cairan kimia untuk mengurangi bau dari gas metana yang berembus ke kawasan
sekitar.

“Kan sampah harus kami tata sedemikian rupa. Setelah itu, kami selalu berupaya dan berusaha semaksimal mungkin kami semprot dengan obat (cairan) penghilang bau," kata Tain. 

"Namun, untuk meminimalisir saja. Kalau katakanlah untuk menghilangkan bau sampah, kayaknya kan enggak
mungkin," pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun