Morowali, Sulawesi Tengah, 08 Oktober 2025. Langkah kecil yang dimulai dari ruang kelas kini berkembang menjadi gerakan besar untuk lingkungan. MTs Al-Khairaat Desa Makarti Jaya, Kecamatan Bahodopi, tampil sebagai salah satu pelopor sekolah peduli lingkungan di Kabupaten Morowali melalui kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Sekolah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Maleo (Makarti Jaya Olah Sampah Lestari), sebuah program CSR (Corporate Social Responsibility) hasil kolaborasi antara PT Hengjaya dan Yayasan Peduli Negeri.
Program ini bertujuan menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya memilah dan mengelola sampah dari sumbernya, terutama di lingkungan sekolah.
Guru dan Wali Kelas Jadi Agen Perubahan
Kegiatan yang dilaksanakan di ruang kelas sekolah ini diikuti oleh seluruh wali kelas dan guru.
Peserta mendapatkan pemahaman tentang cara memilah sampah organik dan anorganik serta pengelolaannya melalui sistem bank sampah sekolah.
Setiap kelas kini memiliki karung pilah yang disediakan untuk menampung sampah bekas jajanan siswa.
Guru dan wali kelas berperan penting sebagai agen perubahan dalam mendidik siswa agar lebih peduli terhadap lingkungan.
Sampah yang sudah dipilah kemudian akan disetorkan ke Bank Sampah Kamboja Unit Dusun 2 Desa Makarti Jaya, di mana MTs Al-Khairaat akan resmi menjadi salah satu nasabahnya.
Langkah ini menjadi upaya konkret sekolah untuk mengelola sampah secara berkelanjutan dan terintegrasi dengan sistem bank sampah desa.
Menumbuhkan Semangat Kompetitif dan Kepedulian Lingkungan
Program ini juga dirancang untuk menumbuhkan semangat kompetisi positif antar kelas. Setiap kelas didorong untuk berlomba menerapkan sistem pemilahan dan pengumpulan sampah terbaik. Muhammad Muhlisin akrab disapa Pak Olis, salah satu guru MTs Al-Khairaat, menyampaikan harapan agar kegiatan ini tidak berhenti di tahap sosialisasi saja.
"Kami ingin kebiasaan memilah sampah ini menjadi budaya di sekolah. Semoga MTs Al-Khairaat bisa menjadi contoh bagi sekolah lain di Morowali," ungkapnya.
Kolaborasi antara dunia pendidikan, masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor industri ini menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dari ruang kelas yang peduli pada lingkungan.