Mohon tunggu...
vhalespi
vhalespi Mohon Tunggu... Wiraswasta - penulis dan wiraswasta

penulis, hobi membaca, menulis dan sejumlah hobi di banyak minat dan bidang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Emiria Sunassa, Pelukis Modern Indonesia yang Terlupakan

28 Mei 2023   04:04 Diperbarui: 28 Mei 2023   06:30 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://hot.detik.com/art/d-5973454/5-fakta-pelukis-emiria-sunassa-di-hari-perempuan-internasional

Emiria Sunassa

        Emiria Sunassa (1895 -- 1964) adalah pelopor seni lukis modern wanita dari Sulawesi Utara. Emiria adalah putri Sultan Tidore yang lahir tahun 1895 dan baru mulai melukis di usia 46 tahun setelah bertemu penyuka seni bernama Pijper. Awalnya Emiria hanya memberi kritik tentang karya seni yang dilihatnya lalu Pijper memintanya membuat suatu lukisan. Setelah berdalih dan menunda cukup lama, akhirnya dia membuat lukisan pertamanya dan membuat banyak karya lain serta ikut pameran. Meski belajar secara otodidak, Emiria pernah belajar di Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) dan menjadi anggota bagian seni pusat kebudayaan Jepang bernama Keimin Bunko Shidoso di masa penjajahan Jepang.

        Meski Emiria adalah putri Sultan, dia hanya diizinkan sekolah hingga kelas 3 kemudian belajar menjadi perawat tahun 1912-1914 dan bertemu diplomat asing yang dirawatnya dan menikahinya. Mereka pergi ke Eropa dan Emiria belajar tari balet di Belgia. Setelah mereka bercerai, Emiria kembali ke Indonesia dan bertemu Pijper yang memicunya berkarya di bidang melukis. Gaya melukisnya menampilkan sosok perempuan dan unsur etnik dari Papua, Sulawesi dan Kalimantan. Emiria dianggap sebagai seniman feminis yang tidak mengikuti pola umum standar tentang keindahan atau kecantikan wanita yang dibuat para pelukis yang umumnya menggambarkan wanita Jawa atau lanskap di Jawa.

        Setelah sempat aktif di kelompok seni di Jakarta tahun 1950-an, dia menghilang dan wafat di Lampung tahun 1964 serta sempat dilupakan orang. Karya yang dibuatnya antara lain berjudul Mutiara Bermain (1942-1946), Panen Padi (1942), Pasar (1952), Wanita Sulawesi (1958) dan Kembang Kemboja di Bali (1958). Namanya kembali diingat setelah diangkat oleh penulis dan peneliti wanita Carla Bianpoen, Farah Wardani dan Wulan Dirgantoro yang menulis tentang Emiria dalam buku Indonesian Women Artist: The Curtain Opens (2007) dan lukisannya dipamerkan kembali tahun 2011.

Sumber: https://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP,

https://id.wikipedia.org/wiki/Emiria_Soenassa

https://majalah.tempo.co/read/layar/160331/jalan-kesenian-emiria-sunassa-perupa-perempuan-awal-kemerdekaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun