Pendahuluan: Fakta Mengejutkan
Indonesia memiliki perokok aktif sebanyak 70 juta jiwa menurut data Survey Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia yaitu 74,5 % menurut World Population Review dari WHO. Dengan fakta tersebut maka kita akan sering melihat perokok dimana-mana, setiap kali seseorang merokok, yang tersisa hanyalah abu dan sebuah puntung kecil. Puntung itu sering dianggap sepele, hanya benda mungil tak berarti. Namun, Anda perlu mengetahui bahwa ada sekitar 4,5 triliun puntung rokok dibuang ke lingkungan setiap tahunnya di seluruh dunia. Jumlah itu cukup untuk menutupi garis pantai bumi berkali-kali lipat.  (WHO, 2023; Novotny et al., 2009)
Sekarang mari kita renungkan pertanyaan sederhana: jika satu orang membuang satu puntung saja, lalu jutaan orang melakukan hal yang sama setiap hari, ke mana perginya semua puntung itu? Jawabannya cukup mengerikan---sebagian besar berakhir di tanah, selokan, sungai, hingga laut, meninggalkan jejak racun bagi bumi.
Puntung Rokok: Si Kecil yang Bandel
Banyak orang berpikir puntung rokok akan hancur begitu saja seperti daun kering. Faktanya, filter rokok bukanlah kapas, melainkan plastik bernama selulosa asetat. Plastik ini sangat sulit terurai. Peneliti menemukan bahwa satu puntung bisa bertahan hingga 10 tahun atau lebih di lingkungan sebelum benar-benar hancur. (Torkashvand & Farzadkia, 2019)
Itu artinya, setiap puntung yang dibuang hari ini akan tetap ada sampai dekade berikutnya. Bayangkan jika setiap hari ada jutaan puntung baru yang ditambahkan. Tidak heran jika pantai, taman kota, hingga trotoar kita kerap dipenuhi dengan sampah kecil ini.
Racun yang Menetes ke Alam (Slaughter et al., 2011; Moerman & Potts, 2011)
Yang lebih menakutkan, puntung rokok bukan sekadar plastik yang sulit hancur. Ia menyimpan racun berbahaya dari asap dan tembakau. Di dalamnya terdapat nikotin, arsenik, logam berat, dan ribuan senyawa kimia lainnya.
Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa satu puntung yang direndam dalam satu liter air selama empat hari saja sudah cukup untuk membunuh ikan kecil. Racun ini perlahan merembes ke air hujan, lalu masuk ke selokan, sungai, dan akhirnya laut.
Di Berlin, para peneliti mencatat kadar nikotin di air meningkat 16 kali lipat setelah hujan karena puntung yang hanyut dari jalan. Bukan hanya ikan yang terancam, tetapi juga organisme kecil yang menjadi dasar rantai makanan. Artinya, racun puntung bisa merambat ke atas hingga akhirnya kembali ke meja makan manusia.
Puntung di Tanah: Racun yang Tersembunyi (Micevska et al., 2006)