Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadhan Bersama Umar (Part 11 Ada Apa dengan Buah Nangka?)

20 April 2021   08:27 Diperbarui: 20 April 2021   08:43 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Abi mengalihkan perhatian Umar dengan mengajak Umar bersiap sholat Jum'at  ke mesjid komplek rumah. Dia memakai pakaian biru dan peci nasional kesukaannya. Dia berlari meminta uang infak pada umi. Dia tidak akan pernah lupa membawa infak kalau sholat ke mesjid. Walau pun hanya 500 rupiah.

Kali itu, Umar tidak jadi mengambil uang yang diberikan umi. Dia mengambil dompet yang berisi uangnya sendiri hasil kerjanya membantu umi selama ini.

Di rumah Umar dibiasakan untuk mendapatkan sesuatu dengan uangnya sendiri. Misalnya akan biaya brenang, beli mainan, dan lainnya dia harus kumpulkan uang dulu. Sehingga dia perlu usaha untuk mengumpulkan.

Caranya sangat mudah. Apabila dalam satu hari Umar mencuci piringnya sendiri maka Umar akan diberi Umi uang dua ribu rupiah. Ini berlaku, setiap hari. Sehingga Umar dapat mengumpulkan uangnya. Kalau dia berhasil menghafal satu surat dengat baik seperti surat An-Naba' sebanyak 40 ayat, maka diberi uang Rp 50.000,00.

Hal ini umi lakukan agar umar memahami kalau kita harus berusaha sebelum mendapatkan sesuatu. Sebenarnya memberi anak uang agar bekerja tidak baik. Tapi, selagi ini untuk membiasakan Umar bertanggung jawab pada diri dan bersemangat, menurut umi ini baik. Dan cara ini hanya berlaku saat Umar masa kecil sekarang. Agar besar nanti dia terbiasa melakukan tanggung jawab tanpa mengharapkan pamrih.

Sudah banyak uangnya terkumpul. Kadangkala, nenek kampung jugfa memberi uang karena murajaah sama nenek. Ada juga, dia diberi uang oleh teman abi. Uang yang dia kumpulkan digunakan untuk kebutuhannya terutama untuk berinfak di mesjid dan sekolah.

Sebelum berangkat, dia mengambil uang untuk infak dan melebihkan untuk abi.
"Bi, ini infak untuk di mesjid. Pakai saja uang Umar", kata Umar seperti orang bijak.

Abi dan umi tersenyum melihat anaknya yang mulai tumbuh dewasa. Dia memasukkan uang itu kesaku abi dan menggandeng tangan abi menuju mesjid.

Sepulang sholat Jum'at, Umar sendirian. Dia meninggalkan abi di mesjid. Dia tidak mau menunggu abi karena dia melihat abi sedang berbincang-bincang dengan temannya di jalan menuju rumah.
Setelah menggantin pakaian, dia kembali ke posisi awal duduk di ruang tamu. Dia tidak mengacuhkan HP yang sudah terletak begitu saja di lantai. Dia mengambil buku cerita "Lalabee Ibu Ulang Tahun" yang menarik pandangannya dari cover buku seri anak yang menarik. Dia membaca perlahan dan membuka halaman pertama cerita.

Umar membaca satu halaman cerita lalabe. Tiba-tiba Rasyid meminta umi untuk membuatkan susu. Umi membuatkan dan memberikan kepada anak bontot yang manja dan gemesin itu. Sebelumnya, umi mengingatkan agar tidak minum di depan Uda Umar.

Rasyid tidah mendengarkan umi. Aura usilnya mulai keluar dan mendekati Uda Umar.
"mmmm....aahhhh...manis da susunya. Harum...enak sekali rasa coklatnya, Da", kata Rasyid menggoda Umar.
"Abi, Rasyid dia mengganggu Umar membaca. Dia minum susu depan Umar", kaduan Umar mendekati abi yang datang dari luar.
"Rasyid hanya minum, Bi. Rasyid bilang kalau susunya harum, manis dan enak", jawab Rasyid membela.
"Rasyid, uda lagi puasa. Jadi tidak boleh makan dan minum di depan orang puasa", je3las abi memberi pengertian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun