Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan bersama Umar (Part 9 Menemani Abi Jualan)

19 April 2021   06:56 Diperbarui: 19 April 2021   07:05 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dopri/ roti untuk sahabat terbaik Umar

"Rasyid, jangan ganggu Uda. Uda sedang puasa. Nanti dedek berdosa mengganggu uda puasa", kata Umar marah.

Umi dan abi tertawa melihat tingkah mereka. Rasyid memang tipe anak yang suka usil. Dia senang sekali menganggu Umar apalagi kalau Umar sedang bermain. Dia suka menyembunyikan mainan Umar dan tiba-tiba setelah Umar mencari, dia meletakkan mainan kembali tanpa sepengetahuan Umar. Rasyid anaknya santai dan suka bercanda. Umar tipe anak seriusan dan agak cengeng. Sehingga Rasyid ketagihan candain umar.

Di tengah candaan Rasyid dan kemarahan Umar, umi meminta Umar memasukkan pesanan guru di sekolah umi ke kantong besar. Umi akan membawa kerupuk kulit sebanyak 20 bungkus. Dia menghitung dengan teliti dan menyusunnya dengan rapi. Masalah ini, umar jagoannya. Dia memberikan pesanan umi dan melepas umi berangkat ke sekolah kembali. Dan tidak lupa mengingatkan umi memakai jam tangan. Dia berlari ke dalam dan bersiap sholat Zuhur.

Jam dua siang umi pulang dengan membawa uang hasil penjualan kerupuk pesanan para guru. Sesampai di rumah, tiga orang lelaki tertidur pulas di atas kasar santai. Televisi hidup begitu saja.

Azan Ashar berkumandang, Umar beranjak dari tempat tidurnya dan langsung ke kamar mandi. Umi menyangka dia mengambil udhuk, rupanya dia mandi untuk bersiap jualan.

Selesai mandi dia langsung berpakaian dan sholat. Umi tertegun melihat semangat Umar. Dia segera mengambil topi dan jaket, lalu berlari naik ke mobil abi yang akan melaju menuju lokasi jualan.

"Umar bderangkat ya, Mi. Tadi Umar sudah berdoa, Ya Allah...habiskan jualan Abi Umar ya Allah", katanya sambil menutup pintu.

Umi terharu dengan doa yang diucapkan Umar. Inilah dia, anak yang senang dibawa bekerja, ceria, dan bersemangat serta sering menggugah hati kami dengan doa-doa yang disampaikannya.

Sore itu Umi memasak  gukai ikan nila. Umi membayangkan Umar sangat suka gulai ikan. Dan berharap Umar makan dengan lahap. Umi juga membuat kolak labu dan ubi. Begitu pulang, dia berlari ke dapur.

"Umi, haus. Boleh Umar minum".

"Sabar, nak. 15 menit lagi ya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun