Dimsum adalah makanan kecil dari China yang biasanya menjadi teman minum teh. Ukuran dimsum yang mungil untuk ukuran orang Indonesia jadi terasa tidak kenyang kalau hanya makan sedikit, apalagi kalo tidak sama nasi ckckck.
Pengalaman pertama makan dimsum yang sebenarnya waktu ada kegiatan di Jakarta, di salah satu hotel daerah Senen yang didalamnya tersedia resto khusus dimsum. Kami yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Lombok Utara, Jawa Timur, Aceh dan Makasar berkumpul menikmati dimsum.
Beraneka jenis dimsum disajikan di meja dengan wadah bambu dan berbagai saos cocolannya. Seteko teh dan cangkir kecil sudah terhidang pula di meja, dengan sumpit kami makan bersama mencoba berbagai macam dimsum yang kebanyakan berisi udang. Ada juga semacam lemper (ketan isi ayam) yang dibungkus semacam daun lumbu (talas).Â
Kami asal makan saja tanpa paham aturan makan dimsum harus dari menu yang mana, karena tehnya cuma sedikit jadi kurang puas minumnya. Padahal di negara aslinya sana memang dimsum biasa disajikan saat minum teh Oolong atau jasmine yang tawar, dikandung maksud sebagai penawar apabila mau mencoba rasa dimsum yang lain.
Maklum lah kami memang kebanyakan baru kali itu makan dimsum di restoran, jadi pengalaman berharga juga dan kenangan manis bersama mereka. Sejak pandemi kami belum pernah berkumpul lagi baik di Jakarta ataupun di Yogyakarta tempat biasa bertemu.
Tulisan ini mengobati kangen pada mereka, teman kerja yang bisa akrab walau dari berbagai suku. Salam untuk kalian di Bantaeng, Bima, Pangkep, Makasar, Aceh, KLU, Bondowoso, Trenggalek, Lumajang, Pekalongan, Pemalang dan Jakarta. Semoga bisa bertemu lagi dalam keadaan sehat. Kalian kaean-kawan hebat, saudara selamanya.
Vera Shinta KBC-26Â
KomBes Brebes Jateng