Hari batik nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober menjadi waktu yang tepat untuk mengeksplor diri menggunakan batik. Walau sebenarnya batik sudah menjadi pakaian wajib bagi yang kerja kantoran.
Namun kebanyakan batik yang kita pakai adalah batik cap atau batik pabrik yang proses pelukisannya menggunakan mesin dan pewarna tekstil. Hal ini dikarenakan harganya lebih terjangkau permeternya, apalagi apabila untuk seragam partai besar.
Beda dengan batik tulis yang prosesnya lebih lama dari melukis dengan malam dan canting hingga pencelupan dan penjemuran. Maka harganyapun lebih mahal tergantung motifmya.
Berbicara tentang batik alangkah baiknya bila kita mulai mencintai batik yang ada di daerah sendiri. Baik batik tulis asli maupun cap tapi produksi rumahan warga di daerah, biasanya sudah dikemas perdua meteran untuk satu kain batik.
Hal ini untuk meningkatkan pendapatan warga sekitar sehingga menghidupkan pula perekonomian daerah. Contohnya warga Brebes yang wajib menggunakan seragam Brebesan dengan atasan kebaya dan bawahan kain batik maka disarankan menggunakan batik daerah Salem.
Salem adalah wilayah Brebes bagian selatan yang berbatasan dengan daerah Majenang, dikenal dengan batik Salemnya. Memang berharga mahal tetapi sangat bagus apabila bisa digunakan oleh seluruh perkantoran yang ada di wilayah Brebes.
Berapa puluh kantor yang ada dengan jumlah pegawai bisa mencapai ribuan dan akan mendongkrak perekonomian daerah setempat. Jangan sampai batik tergeser oleh pakaian lain ataupun diakui oleh negara lain.Â
Karena batik adalah kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam motif serta cara pembuatannya di masing-masing daerah. Batik harus dilestarikan oleh kita agar selalu abadi dan menjadi ciri khas bangsa.
Vera Shinta KBC-26
KimBes Brebes Jateng
