Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngarad, Tradisi Mencari Ikan di Waduk Penjalin Winduaji Kabupaten Brebes

3 September 2020   06:46 Diperbarui: 3 September 2020   06:49 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang sedang melakukan ngarad (dok.wakhyono)

Waduk Penjalin sebuah danau buatan peninggalan Belanda ini masih dilestarikan di Desa Winduaji Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Waduk ini menjadi salah satu obyek wisata di daerah Brebes bagian selatan.

Selain sebagai salah satu sumber air, waduk ini juga banyak dimanfaatkan oleh warga sebagai akses jalan penyeberangan ke dukuh sebelah dengan menggunakan perahu kecil. Ekosistem ikan di waduk menjadi salah satu mata pencaharian warga sekitar.

Pemerintah desa dan kelompok sadar wisata Winduaji mengelola waduk ini dengan membuat menara doyong sebagai daya tarik wisatawan. Satu ikon ikan yang ada di waduk penjalin adalah ikan betutu dan ikan cakul, keduanya mirip ikan gabus namun lebih kecil

Bahkan ada beberapa warung di sekitar waduk yang terkenal karena menyuguhkan menu dua ikan tersebut. Menjadi ciri khas bagi orang yang datang ke waduk penjalin untuk mencicipi olahan ikan tersebut.

Ngarad adalah menjaring ikan dengan menggunakan kain/tapih atau kain halus yang lebar dengan dibentangkan di pinggir waduk dan dipegang oleh 2 atau 3 orang. Ngarad dilakukan untuk menjaring ikan cakul, sejenis gabus namun ukurannya sangat kecil.

Ikan cakul ini hidup dipinggiran waduk penjalin, karena susah dipancing dengan kail maka salah satu cara menangkapnya dengan ngarad. Ikan ini belum dibudidayakan oleh warga sekitar sehingga keberadaannya sangat jarang ditemukan dan musiman.

Oleh karena itu harga ikan cakul yang sudah diolah (biasanya di goreng kering) memang mahal. 100 gr ikan cakul goreng bisa sampai 30 ribu rupiah harganya. Sehingga kita tidak selalu bisa mendapatkan olahan ikan ini apabila bukan musimnya.

Keberadaan ikan-ikan di waduk ini memang masih sedikit menimbulkan tanda tanya karena saat waduk dikeringkan tidak akan menemukan ikan apapun yang tersisa. Kemungkinan mereka bersembunyi di lubang-lubang batu pinggiran waduk dan akan keluar bila air waduk kembali penuh.

Bagi anda yang ingin wisata ke waduk penjalin winduaji jangan lupa mencari warung yang khusus menyajikan ikan betutu dan ikan cakul, rasanya yang gurih akan membuat lidah tak berhenti mengunyah. Satu rada yang akan membuat anda rindu untuk kembali.

KBC-26 KomBes Brebes Jateng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun