Mohon tunggu...
Vera Nisrina Prawesti
Vera Nisrina Prawesti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG

Saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi unik yang perlu dipupuk dengan cinta, dukungan, dan kesempatan yang tepat. Sejak saya memulai karier saya sebagai seorang guru, saya telah berkomitmen untuk memberikan dampak positif pada kehidupan siswa-siswi saya, memotivasi mereka untuk belajar dengan gairah dan meraih impian mereka. Di samping pengalaman mengajar, saya juga aktif dalam kegiatan di luar kelas yang mendukung pengembangan holistik siswa. Saya percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter, keterampilan sosial, dan kepemimpinan. Saya senang berbagi pengalaman dan pengetahuan saya melalui menulis di Kompassiana. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi pembaca, berbagi ide, dan membuka dialog yang membangun tentang berbagai isu pendidikan di Indonesia. Saya berharap bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan wawasan baru dan memicu perubahan positif dalam dunia pendidikan kita. Jika Anda tertarik untuk berdiskusi atau berbagi pengalaman, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui platform media sosial saya atau melalui komentar di artikel-artikel saya. Terima kasih telah membaca dan mari kita terus berkolaborasi untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

T4-8 Aksi Nyata Pancasila bagi Saya - Filosofi Pendidikan Indonesia

16 Mei 2024   12:11 Diperbarui: 16 Mei 2024   12:14 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Refleksi dan Tantangan dalam Pendidikan Abad ke-21

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, tidak hanya berfungsi sebagai landasan ideologis tetapi juga sebagai identitas bangsa yang harus dihayati dan diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan abad ke-21 menekankan pada pengembangan kompetensi kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif yang harus berpihak pada peserta didik. Artikel ini akan mengkaji tantangan dan implementasi Pancasila dalam konteks pendidikan modern dengan mengacu pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pentingnya pendidikan sesuai kodrat alam dan kodrat zaman.

Tantangan Menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia

1. Tantangan Globalisasi

Globalisasi membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya dan nilai-nilai. Tantangan terbesar adalah mempertahankan nilai-nilai Pancasila di tengah arus global yang kerap kali bertentangan dengan nilai-nilai lokal. Masuknya budaya asing melalui teknologi dan media sosial dapat mengikis rasa kebangsaan dan identitas nasional jika tidak diimbangi dengan pendidikan yang kuat tentang Pancasila.

2. Teknologi dan Informasi

Di era digital, akses informasi yang begitu luas dapat menjadi pedang bermata dua. Siswa dapat dengan mudah mengakses informasi yang mendukung pembelajaran, tetapi juga informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tantangan bagi pendidikan adalah bagaimana menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila, bukan sebaliknya.

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dalam Ekosistem Sekolah


1. Integrasi Pancasila dalam Kurikulum

Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap mata pelajaran adalah langkah strategis. Nilai-nilai seperti kemanusiaan, keadilan sosial, dan gotong royong dapat dijadikan tema sentral dalam berbagai topik pembelajaran. Misalnya, pelajaran sejarah dapat mengajarkan pentingnya persatuan melalui perjuangan bangsa, sementara pelajaran sains dapat mengajarkan tanggung jawab lingkungan sebagai bentuk keadilan sosial.

2. Pengembangan Karakter di Kelas

Kelas harus menjadi laboratorium karakter di mana nilai-nilai Pancasila dipraktikkan. Guru berperan sebagai model yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi kelas, studi kasus, dan kegiatan kolaboratif dapat digunakan untuk memperkuat penghayatan nilai-nilai ini. Misalnya, melalui proyek berbasis kelompok yang menekankan pada kerja sama dan gotong royong.

3. Pendidikan Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun