Mohon tunggu...
Ni Nyoman Vena Riana Dewi
Ni Nyoman Vena Riana Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Currently studying Communication Science. Food and beauty enthusiast. Interested in Journalism. :) Email: venariana.dewi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Yakin Mau Nikah? Intip dulu Manis Pahit Pernikahan melalui Critical Eleven!

16 September 2020   19:58 Diperbarui: 16 September 2020   21:49 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anya, Ale dan buah hati mereka Ansel
Anya, Ale dan buah hati mereka Ansel

Di akhir cerita, diceritakan akhirnya mereka bisa mulai bangkit dari keterpurukan, saling memaafkan satu sama lain, kembali berbaikan dan berhasil memiliki anak kedua yang bernama Ansel. 

Pernikahan yang Indah = Mitos?

Anya dan Ale dalam Critical Eleven
Anya dan Ale dalam Critical Eleven

Dari cuplikan cerita diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kehidupan pernikahan tidak selalu indah. Mengutip dari Costanzo (2014) yang menuliskan bahwa ketika pasangan saling mengatakan, “Saya bersedia,” dalam pernikahan, maka artinya kedua belah pihak harus saling menyetujui bagaimana kontrak sosial yang akan dijalani. Namun perbedaan antara ruang pribadi dan publik ini kerap dikaburkan dalam kisah romantis, yang menunjukkan mitos populer mengenai cinta pandangan pertama, pasangan sempurna, atau hari penting bagi seorang wanita.

Dalam film Critical Eleven, saya merasa film ini cukup mengangkat sisi kehidupan nyata pernikahan. Dimana, pernikahan tidak selalu indah, namun tentu akan ada lika liku yang harus dijalani. Mengangkat kisah Anya dan Ale yang sungguh excited ketika akan memiliki anak. Membeli barang-barang perlengkapan bayi, menyiapkan tempat tidur bayi, dan semua itu harus direlakan karena kematian janin Anya yang tidak disangka-sangka. Terlebih sudah memasuki bulan kelahiran.

Hal ini menjadi gambaran bagi para pasangan yang akan menikah. Pernikahan merupakan kehidupan seumur hidup. Siapapun yang kamu pilih sekarang, akan menemanimu hingga akhir hayat nanti. Apakah kamu siap jika ternyata ia memiliki sikap yang berbeda denganmu? Menemui pasangan dengan sifat yang bertolak belakang? Adanya kekangan dari calon pasangan? Jangan lupa, masih ada masalah keuangan dan masalah lainnya yang akan terus menghantui. Serta, jika suatu saat kamu harus menghadapi masalah seperti yang dihadapi oleh Anya dan Ale, apakah kamu dan pasanganmu siap?

Pernikahan tidak selalu romantis dan indah. Terdapat pahit manisnya kehidupan, dan hal-hal diluar pemikiran kita. Menikahlah karena siap, bukan karena omongan tetangga.

Sumber: Costanzo, W. V. (2014). World Cinema Through Global Genres. John Wiley & Sons.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun