Di tengah gempuran eksploitasi alam yang terus terjadi, harapan masih tumbuh berkat inisiatif kelompok-kelompok masyarakat yang peduli akan lingkungan. Salah satunya adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) di Link. Rombongan yang dengan tekad kuat melakukan penanaman kol, kacang panjang, dan jagung di lahan yang terancam akibat pengerukan gunung oleh perusahaan abu batu.
Pengerukan yang dilakukan perusahaan tersebut memang membawa dampak ekonomi, tetapi di sisi lain, lingkungan sekitar harus menanggung konsekuensi besar. Tanah hijau yang dulunya menjadi sumber keseimbangan ekosistem perlahan menghilang, menyebabkan berkurangnya resapan air, meningkatnya suhu udara, hingga ancaman longsor yang membayangi warga sekitar.
Namun, di tengah keterpurukan ini, KWT Link. Rombongan hadir sebagai garda terdepan dalam upaya reboisasi, mengembalikan fungsi tanah yang rusak dengan menanam kembali tanaman produktif. Langkah ini bukan hanya bertujuan menjaga lingkungan, tetapi juga menjadi solusi ekonomi bagi para perempuan di komunitas mereka.
Apa yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani di Link. Rombongan adalah contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari komunitas kecil. Mereka tidak hanya menanam tanaman, tetapi juga harapan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Gerakan mereka adalah pengingat bahwa perempuan memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan alam, dan bahwa upaya sekecil apa pun dalam melawan kerusakan lingkungan tetap memiliki arti besar. Kini, tinggal bagaimana kita semua ikut berperan dalam mendukung dan memperkuat perjuangan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI