Mohon tunggu...
Antoni Wijaya
Antoni Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis blog, creative writer

Loves writing, reading.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berapa Harga Artikelmu?

19 Juni 2018   07:27 Diperbarui: 19 Juni 2018   15:05 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://unsplash.com

Ini sangat memilukan! Suatu karya tulisan berupa artikel (1000 kata) hanya dihargai 1.000 - 10.000 rupiah? Harga ini dapat anda temukan disetiap iklan yang mencari jasa penulisan artikel blog. Ini dasarnya apa? Siapa yang membuat patokan harga? Bahkan, ada yang lebih kejam lagi. Artikel bahasa Inggris pun dihargai sama. Seolah, keahlian dalam menulis artikel bahasa asing itu tidak istimewa. Bahkan, harga tersebut berlipat kali di bawah jasa sedot WC.

Buat saya, harga tersebut adalah penghinaan luar biasa terhadap profesi seorang penulis. Seolah, menulis 1 artikel itu tidak perlu pakai otak. Mereka merasa rugi jika membayar dan menghargai seorang penulis dengan harga yang seharusnya.

Saya coba mencari tahu, kenapa hal tersebut bisa terjadi. Ternyata, ini semua diakibatkan oleh google adsense dan SEO pada mulanya. Seorang blogger, harus menulis sebanyak-banyaknya, seproduktif-produktifnya agar website mereka muncul di mesin pencari google. Semua hanya ditujukan untuk keperluan SEO, dan kualitas suatu artikel sama sekali tidak diperhatikan. Hal inilah yang menyebabkan harga suatu karya penulisan terjun bebas.

Jika para blogger ini mendulang banyak uang, sementara itu, akibat perbuatan mereka, karya seorang penulis menjadi remahan gorengan.

Tidak kurang juga saat ini, banyak agensi-agensi jualan SEO. Bahkan, kini digital marketing menjadi posisi yang faktual. Era internet dan digitalisasi marketing berakibat meningkatnya permintaan SEO tetapi bersamaan dengan rendahnya mutu suatu karya tulis.

Menulis itu gampang? Memang. Bikin novel aja gampang. Paling tidak, begitulah kata Arswendo. Semua orang dapat melakukannya. Saat ini, tidak perlu kuliah sastra secara khusus. Tidak masalah, selama hasil tulisannya bagus. Menulis adalah soal menjabarkan suatu pemikiran atau ide, menyusun logika dan divisualkan dengan rangkaian kata-kata.

Gampangkah? Mau dibilang susah, tidak juga. Mau dibilang gampang, juga tidak. Ini bukan soal susah atau gampang. Menulis adalah soal passion.  Jika bukan passion, maka menulis satu paragraf saja bisa 7 hari 7 malam karena kebanyakan mikir ketimbang nulisnya. Sementara jika itu passion, menulis 600 - 1000 kata dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 2 jam, atau bahkan cukup hanya satu jam. Kenapa? Karena ketika menulis, kita sudah tahu apa yang akan ditulis. Semua sudah ada di memori dan hardware otak, tinggal di transfer lewat jari.

Menulis itu hanya soal kemampuan merangkai kalimat dan bagaimana memvisualkan suatu tulisan sebagai suatu proses pengiriman data. Ada pengirim pesan (writer) dan ada penerima pesan (reader). Jika reader mengerti dengan pesan yang disampaikan, maka berhasilah proses tersebut.

Is it easy? I dont think it is easy, because not everybody having ability to explain their thought even in normal way (speaking) with a good structure, moreover having skills to compose it in an article who need knowledge of writing technique. We talk about how the ideas would implemented in good way.

Great writer is not about having beatiful words, but it is about how big the idea of the writer and how it had implemented in paragraphs. Idea is expensive. Greater than that, idea is about vision. It is definitely not cheap.

Jadi kesimpulannya, para pemain SEO, google adsense atau website yang berorientasi page one ini telah melakukan suatu kejahatan intelektual yang berakibat kerugian material dengan nilai total bisa milyaran rupiah. Mereka adalah para parasit yang memakan induk semangnya. Sangat baik jika diadakan konferensi para penulis skala nasional dan memperbaiki keadaan ini. Jika tidak, maka kehidupan penulis semakin terpuruk. (Adw)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun