Oleh : Varhan Abdul Aziz
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Lumbung Informasi Rakyat (LIRA)
(Dok. Kemensos)
"Jangan Biarkan Apa Yang Tidak Bisa Anda Lakukan, Mengganggu Apa Yang Bisa Anda Lakukan. "
- John Wooden -
Saya penggemar berat Nick Vujicik, seorang Disabilitas tanpa kaki dan tangan yg berhasil menjadi motivator luar biasa. Ia menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia dengan kisah perjuangan hidupnya untuk menjadi seorang Abilitas. Bukunya berjudul "Life Without Limits" Adalah rujukan wajib saudara2 kita penyandang Disabilitas untuk terus semangat menjalani hidup.
Bagi saya, penyandang disabilitas adalah orang2 Istimewa. Mereka menjadi cambuk bagi kita yang beruntung terlahir sempurna, agar tidak menyia2kan hidup. Malu rasanya ketika ribuan kali saya mendengar kisah sukses orang dengan keterbatasan, meraih kesuksesan yang tidak terbatas. Kalau bisa, ingin rasanya wajah ini disembunyikan dihadapan keberhasilan mereka. Shame on me.
Mereka adalah orang2 spesial yang harus mendapat apresiasi tinggi. Ketika beberapa hari lalu Kemensos melaunching  website Creative Disability dan Creative Disability Awards, saya merasa bahagia, karena  perhatian Negara termanifestasikan dalam bentuk yang nyata. Orang2 ini diperhatikan secara khusus untuk menjadi setara sebagai Rakyat Indonesia.
Perhatian khusus pada isu disabilitas ini tidak akan hadir bila bukan karena adanya empati yang tinggi. Mensos dan jajaranya telah menunjukan upaya yang tinggi kepada saudara kita yg kurang beruntung tersebut. Hal ini dibuktikan dengan tema yang berbeda dalam menyambut Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2020.
"Not All Disabilities are Visible". Ada makna yang dahsyat didalam tema ini. Karena benar, seringkali kita tidak bisa melihat orang dengan keterbatasan yang tidak tampak jelas. Kebanyakan dari kita mengidentikan disabilitas dengan kecacatan. Padahal bukan. Disabilitas terbagi menjadi 4, yaitu : Disabilitas Fisik, Sensorik, Mental dan Intelektual, yang semuanya juga harus mendapat hak yg sama.
Melalui tema tersebut agaknya Menteri Juliari P Batubara ingin mengajak kita untuk memperlakukan setiap kelompok penyandang disabilitas ini meraih kesempatan yang setara. Bukan setara dalam arti menyamakan kemampuan, namun memberikan tempat yang sesuai dengan mereka agar berdaya dan merasakan hidup yang penuh makna. Mereka tidak minta dikasihani, mereka hanya perlu untuk didukung untuk hidup mandiri.
Perhatian khusus Pemerintah pada penyandang disabilitas juga ditujukan optimal di masa pandemi ini. Lebih dari 23.700 Â penyandang disabilitas berat menerima bantuan dari Kemensos. Bantuan yang diterima senilai 2.4jt, selain itu terdapat pula Program Keluarga Harapan (PKH) bagi yg memiliki anak Disabilitas. Dukungan juga disempurnakan melalui program rehabilitasi sosial untuk mereka. Bangga.