Mohon tunggu...
Varhan AZ
Varhan AZ Mohon Tunggu... Penyemangat

Beneficial #ActivistPreneur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menjadi Panglima TNI Adalah Garis Takdir

10 Januari 2020   16:43 Diperbarui: 10 Januari 2020   16:53 5800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi Panglima TNI Adalah Garis Takdir

Oleh :
Varhan Abdul Aziz
Alumni Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia.

*"Kamu bukanlah tentara sewaan tetapi prajurit yang berideologi, sanggup berjuang menempuh maut untuk kelahiran Tanah Airmu"*

-Jenderal Sudirman-

Cita2 semua Taruna, Karbol, Kadet, Akmil, AAU, AAL sampai Akpol, adalah untuk menjadi Jenderal Bintang 4. Kalau bisa sampai pucuk, jadi Panglima. Tapi tidak semudah itu ferguso, jalan panjang yg harus dilalui penuh dengan proses, track record, prestasi, sampai pada penilaian pimpinan, ujung - ujungnya nasib.

Dua kali sy pernah mendaftar Akmil, gagal. Sampai cuti kuliah, akhirnya lulus lama. Tapi memang bukan nasibnya. Ya tidak lolos. Yg pertama gagal di Psikologi, katanya sy pemberontak, hehe. Bukan tidak lolos, tapi tidak cocok kalau tentara ada jiwa pemberontak, karena tentara harus siap perintah.

Ternyata saya lebih cocok jadi Akademisi! Saya ingat, salah satu Kapten di Ajendam Jaya, pernah berkata, "Kalau di Jidat Kamu ada Tulisan TNI, maka kamu akan jadi. Kalau tidak, sampai kiamatpun tidak akan terealisasi." Inspirasi itu menjadikan saya positif menatap hidup dan masa depan.

Bicara Panglima TNI, uniknya Panglima sekarang berasal dari Matra Udara. Notabene jumlah lulusan AAU lebih sedikit dari Akmil. Artinya, seleksinya saat mau jadi taruna benar - benar ketat! Cuma ada 3 Panglima TNI yang berasal dari AU!

Laksamana udara soerjadi, Marsekal Joko dan Marsekal Hadi. Kesimpulanya, di Jidat Marsekal Hadi, memang sudah ditulis tuhan "Panglima TNI". Sudah sampai bintang 4 saja bagi setiap perwira TNI adalah anugrah. Perlu disyukuri. Saya yakin, pak Hadi tidak pernah menyangka bisa sampai di pucuk tertinggi.

Artinya, menurut Presiden Jokowi, Marsekal Hadi, menjadi sosok yang tepat di masanya untuk mendapingi beliau sebagai Panglima TNI. Itu hak periorigatif Presiden. Sama seperti saat menunjuk menteri, pejabat esellon 1, dan kepala lembaga lainya. Jadi ga perlu usil bilang2 politis.

Dibawah kepemimpinan Panglima Hadi, TNI oke - oke aja. Sinergisitas antar lembaga sangat matang, sama Polri akur banget. Tidak ada ribut2, solid. Hal ini menjadikan TNI benar2 menjadi alat negara, yang politiknya adalah politik negara, bukan alat kekuasaan apalagi untuk kepentingan perorangan.

Soliditas antar angkatan ga perlu diragukan, karena TNI, adalah alat negara siap pakai, tidak peduli siapa Panglimanya, siapa Presidenya siap perintah! Isu pergantian panglima TNI sedang hangat, ada yang menggoreng, pergantian panglima TNI dalam waktu dekat. Saya rasa isu itu hanya whistle blower yang sarat kepentingan.

Ga ada urgensinya mengganti Panglima dalam waktu dekat! Saya percaya Presiden Jokowi juga memiliki pertimbangan yang sama. Beliau sedang menyiapkan orang terbaik untuk menjadi suksesor. Siapa? Ya kita lihat saja di akhir 2020!

Presiden Jokowi pernah berkata, tentang tanggapan isu 3 periode beliau menjadi Presiden, beliau menjawab "Orang itu ada 3 maksud, mempermalukan saya, menjatuhkan saya, mencari perhatian saya!" Sama juga yang suka teriak - teriak ganti Panglima, ya kira2 orang2 macam itulah.

Di era Presiden Jokowi, masa kepemimpinan seorang Panglima, rata - rata panjang2, dan diatas 2 tahun. Dan itu bagus, artinya dalam waktu yang panjang, beliau bisa membuat prestasi yang nyata dan terasa. Bukan sekedar untuk meraih gelar jabatan tertinggi. Seperti hal-nya Kapolri TITO Karnavian yang 3 tahun menjadi Kapolri,banyak perubahan dibuat, hingga diamanahkan Menteri meski masih panjang waktu pensiun.

Saat menjadi prajurit TNI, sudah ada kontrak tegas, siap ditempatkan dimanapun, kapanpun. Tidak bisa memilih. Artinya, matra manapun yang nanti menjadi suksesor Pak Hadi, matra lain pasti mendukung. TNI itu satu!

Dan Pak Jokowi, agaknya akan memilih yang masa pensiunya masih panjang. Kalau dibilang ini beda dengan masa - masa sebelumnya, ya tidak begitu, organisasi TNI itu tidak urut kacang! Meskipun Junior memimpin senior, tidak masalah. Prajurit selalu siap menghormati dan saling menghargai.

Banyak diantara mereka yang lulusan Akademi TNI atau Polisi, yang tidak sampai jenderal, ada yang hanya kolonel sampai pensiun, bahkan ada yg penilaianya kurang, pensiun di saat Kapten, atau gugur di masa perwira muda. Semua sudah suratan takdir Tuhan.

Memang pos jabatanya hanya ada segitu, tidak usah dikait2kan dengan bertumpuknya jumlah Kolonel, itu sudah dihitung, dan ga bisa dipaksakan semua jadi Jenderal. Naik pangkat itu kan ada prosesnya, masanya, penilaianya, sekolahnya, kalau semua secara normatif banyak yang melalui dengan baik sampai bisa jadi Kolonel, salah Panglima TNI gitu? MIKIR!

Apa perlu kita menjadi seperti militer Myanmar, yang kalau tidak naik2 pangkat dalam waktu sekian tahun, prajurit ybs harus pensiun? Ya gak kali, itu namanya negara tidak menghargai jasa prajuritnya yang telah membaktikan diri. Prajurit TNI siap perintah apapun dan kapanpun, maka negara wajib dan sudah memenuhi dengan baik semua urusan hidupnya, dari Sandang, Pangan, Papan! Hebat kan negara kita?

Oke, pada akhirnya kita harus berani bersuara, TNI kita berada di jalur yang tepat. Alur Kepemimpinanya Jelas, Satu Komando. Bahkan di Amerika Serikat saja tidak ada panglima TNI, adanya kepala staf gabungan. Hal ini karena sejarah perang saudara di masa lalu, membuat antar matra tidak mau diatur matra lainya. TNI KOMPAK!

Selamat menjalankan sisa waktu tugas dengan maksimal. Panglima Hadi! We Proud Of U!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun