Mohon tunggu...
vanyslvntii
vanyslvntii Mohon Tunggu... Freelancer - penulis pemula pencari perhatian (4p)

kamu tahu bintang? akulah serpihan-serpihan di sekelilingnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Media Sosial Manusia

8 Desember 2019   04:00 Diperbarui: 8 Desember 2019   04:05 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia dan media sosialnya, seakan menjadi satu kesatuan yang tak mungkin dipisahkan. layaknya sepatu tanpa kaus kaki, tentu tak nyaman digunakan. begitulah manusia dengan jejaring sosialnya, tak nyaman bila tak bergandengan. sosial media sesungguhnya hadir dengan tujuan yang baik, yaitu menjadi sarana komunikasi bagi manusia agar tetap bisa saling mendapat kabar walaupun jarak yang memisahkan cukup jauh atau memang sangat jauh. 

Tujuan ini harusnya amat sangat membantu manusia dan mempermudah pekerjaan manusia pula. namun, pada kenyataannya, sosial media bukan hanya menjadi sarana komunikasi tetapi juga menjadi mata pencaharian bagi beberapa orang. sosial media saat ini sangat digandrungi banyak orang disebabkan oleh salah satu kelebihan sosial media ini. 

Beberapa contohnya seperti pengguna instagram yang pengikutnya ribuan bahkan ratusan sudah pasti akan dimintai endorse atau bahkan tawaran iklan. 

Selanjutnya, youtube yang jumlah viewer dan subscribernya mencapai puluh ribuan bahkan rastusan tentunya akan mendapat adsense dari iklan yang diputar bersamaan dengan video miliknya. tanpa diduga, sarana yang selama ini dianggap sebagai salah satu alat komunikasi justru mampu memberikan lapnagn pekerjaan bagi beberapa orang.

namun, sayang seribu sayang. manusia selaku pengguna dan penikmat sarana ini justru sering salah dalam menggunakan atau mengoptimalkan sarana yang satu ini. tak jarang, sosial media justru dikambing hitamnkan atas kebodohan, atau kesalahan manusia itu sendiri. contohnya saja, manasiswa yang  tidak dapat mengatur waktu dengan baik, lalu mendapatkan hasil ujianyang tidak memuaskan, tak jarang orang tua justru menyalahkan sosial media sebagai pengacau fokus anaknya dalam bersekolah. padahal, apa salah sosial media ini? apakah ia memaksa manusia untuk membukanya? apakah ia membayar manusia untuk hanya sekedar membukanya? jawabannya tentu tidak!

oleh karena itu, disini yang ingin saya sampaikan bahwa, manusia itu sendiri yang terkadang pemikirannya kurang terbuka atau memang wawasannya yang kurang. perlu adanya bantuan bagi masyarakat umum untuk memperbaiki diri dan mengatur serta menahan diri untuk tetap berada pada jakur tanpa mengkambing hitamkan sosial media sebagai terdakwa atas kebodohan dan kelalaian manusia itu sindiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun