Mohon tunggu...
Vanessa Salvathea
Vanessa Salvathea Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Van

Baru belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dua Tokoh Perempuan yang Tekun dan Pemberani

14 Desember 2020   13:39 Diperbarui: 14 Desember 2020   13:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesempatan kali ini, penulis ingin membahas dua film yang sama-sama menceritakan perjuangan wanita dalam menegakkan keadilan. Kedua film ini memberikan kesan tersendiri bagi penulis.

Film pertama yaitu merupakan film Kartini yang dirilis pada tahun 2017. Film ini mengkisahkan bagaimana perjuangan seorang wanita dalam emansipasi wanita pada jaman dulu dalam kesetaraan pendidikan antara keturunan ningrat maupun masyarakat yang bukan keturunan ningrat. Kartini memiliki batasan dan juga tekanan akibat tradisi yang sudah turun menurun.

Film kedua yaitu merupakan film yang menceritakan gadis yang berasal dari China yaitu Hua Mulan yang dirilis pada tahun 2020. Menceritakan perjalan Mulan yang menyamar menjadi laki-laki demi menggantikan ayahnya dalam pelatihan prajurit yang disiapkan untuk menghadapi musuh.

Bagi penulis, kedua film ini memberikan kesan dan makna tersendiri. Apa lagi film ini sama-sama menceritakan dua wanita yang hebat dalam mendobrak pandangan wanita di bawah lelaki serta budaya yang mengekang.

Jaman kini semakin maju, namun juga masih ada beberapa orang yang tidak menghargai dan menghormati seorang perempuan. Hal ini sudah menjadi penyakit sejak jaman dulu.

Kedua film ini memang memiliki perbedaan latar belakang dan daerah. Namun perbedaan itu tidak dapat menutupi bahwa dimanapun wanita berada, tetap mendapat perlakuan yang tidak adil, tidak peduli setinggi apapun cita-cita seorang wanita tetap pada akhirnya hanya akan tetap dinikahkan.

Kartini dan Mulan memiliki persamaan karakter yang kuat dan berani mendobrak budaya patriarki. Kartini yang  berlatar belakang priyayi atau kelas bangsawan, dan sedangkan Mulan merupakan tokoh fiksi yang memiliki latar belakang seorang putri dari keluarga yang biasa saja.

Sebelum masuk ke lebih jauh pembahasan dari dua film, penulis ingin menggunakan teori feminisme sebagai landasan dalam pembahasan. Mungkin kata 'feminisme' sudah tidak asing bagi kita.

Feminisme sendiri berangkat dari bahasa latin femina yang artinya perempuan. Istilah feminisme sudah digunakan sejak tahun 1890 yang membahas teori kesetaraan laki-laki dengan perempuan.

Feminisme berangkat dari sejarah dan budaya dominasi laki-laki yang mengelompokkan gender terutama perempuan dengan marjinal. Lalu muncullah ketidakseimbangan atau ketimpangan baik dari laki-laki maupun perempuan.

Berangkat dari isu perempuan yang sering dianggap sebelah mata dan hanya dianggap sebagai objek keindahan, teori ini ingin mengubah pandangan perempuan yang selalu derada di bawah laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun