Anak bungsu dari M. Budi Kuntjo dan Mieke Radiana itu kini menjadi satu dari dua pilot perempuan di maskapai Batavia Air. Ia dipercaya menerbangkan Boeing tipe 737-300, 400, dan 500 untuk rute domestik.
Sumber : Majalah Tempo dan  kadri-blog.blogspot.com
IIN IRJAYANTI
Raden Roro Iin Irjayanti, Gadis cantik yang akan memasuki usia 27 tahun pada 4 November ini adalah satu dari dua pilot perempuan di maskapai Batavia Air, satu rekan dengan Allendia Traviana. Dia sempat mengikuti mengikuti kontes kecantikan dengan konsep Beauty, Brain, Behavior: Puteri Indonesia tahun 2010. Lulus Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug, Tangerang, angkatan 58 tahun 2004.
IIn berdomisilinya di Tangerang, Meskipun demikian ia menyebut dirinya orang Papua, karena lahir di Jayapura. Menjadi pilot adalah juga merupakan cita-cita almarhum ayahnya
Anak tunggal keturunan Keraton Kanoman Cirebon dari garis ayahnya ini ingin membuktikan bahwa perempuan bisa menonjolkan sisi feminin dan maskulin sekaligus. Iin yang menjalani sekolah penerbangan selama dua tahun dua bulan, terlatih sebagai taruni yang maskulin. Kemudian menjalani empat tahun profesi sebagai kopilot dengan 3.000 jam terbang, Â kini, sudah menerbangkan pesawat Boeing 737 seri 300-400,
Sumber : kompas.com
[caption id="attachment_183377" align="aligncenter" width="400" caption="Esther, Sumber: roronoa9.wordpress.com"]
Esther Gayatri Saleh (49 tahun). Ia merupakan seorang pilot penguji senior di PT Dirgantara Indonesia (DI). Esther bertugas sebagai pilot yang mengetes pesawat-pesawat baru. Dia juga bertugas untuk membuat manual untuk pilot-pilot pesawat komersil,
Esther pertama kali menikmati sensasi terbang pada 1984. Baginya, terbang adalah pengalaman yang luar biasa. Dengan terbang, keinginannya untuk melihat Indonesia terwujud sudah. Kini, ia menjadi penerbang perempuan pertama dengan jam terbang terbanyak, lebih dari 6.000 jam.
Menerbangkan pesawat yang belum pernah diterbangkan, kata Esther berbeda dengan tugas pilot komersial. Pilot komersial menerbangkan pesawat-pesawat yang sudah teruji sebelumnya. Hal ini lebih mudah, karena pesawat tersebut sudah disertifikasi dan aman untuk diterbangkan. Sedangkan dia harus menguji sejak pesawat itu jadi, baik menguji di darat, maupun di udara.