Terhitung sejak Kementerian Agama Republik Indonesia mengumumkan bahwa tanggal 1 Maret 2025 sebagai 1 Ramadan 1446 Hijriah, tidak terasa kita sudah memasuki hari ke-19 bulan Ramadan. Di Yogyakarta, suasana bulan suci ini terasa semakin meriah dengan keberadaan pasar-pasar Ramadan yang menghiasi sepanjang jalan. Salah satu pasar yang paling terkenal adalah Pasar Ramadan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang selalu menjadi daya tarik bagi para mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Setiap tahunnya, Pasar Ramadan UGM mengadakan berbagai rangkaian program sosial, seperti santunan untuk kaum duafa dan aksi donasi. Dengan demikian, pasar ini tidak hanya menjadi tempat berbisnis dan berburu kuliner kekinian, tetapi juga menjadi wadah untuk menyalurkan semangat berbagi dan peduli terhadap sesama di bulan Ramadan.
Pasar Ramadan UGM bukan sekadar acara musiman. Pasar ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Yogyakarta selama bulan suci Ramadan. Dengan dukungan dari pihak kampus serta antusiasme masyarakat lokal, Pasar Ramadan UGM terus berkembang setiap tahunnya dan menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kehadiran pasar ini tidak hanya berdampak positif terhadap pelaku UMKM, tetapi juga bagi masyarakat luas dalam hal kebersamaan dan berbagi kebahagiaan selama bulan Ramadan.
Pengunjung akan mulai memadati area Pasar Ramadan UGM ketika sore menjelang berbuka puasa. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa karena lokasinya yang berada di dalam kawasan kampus UGM dan dekat dengan kampus UNY. Suasana ramai dengan berbagai suara dan aroma makanan yang semerbak menciptakan pengalaman unik bagi setiap pengunjung.
Pasar ini buka setiap hari mulai pukul 15.00 WIB selama bulan suci Ramadan. Bahkan, beberapa pedagang sudah ada yang mulai membuka kedainya sejak pukul 13.00 WIB. Untuk masuk ke area pasar tidak dipungut biaya, tetapi apabila pengunjung datang dengan menggunakan kendaraan pribadi, mereka akan dikenakan biaya tiket parkir sejumlah Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.
Pasar Ramadan UGM: Pembuka Gerbang Rezeki
Pasar Ramadan yang letaknya berada di sepanjang Lembah UGM ini telah menjadi tradisi tahunan yang sangat dinanti oleh banyak orang. Tidak hanya masyarakat beragama Islam yang ikut serta meramaikan pasar ini.
"Walaupun saya non-Muslim, Mbak, saya suka banget hunting makanan di tempat seperti ini pas bulan Ramadan. Kalau hari biasa kan tidak ada. Pilihan makanan dan minumannya banyak banget, saya sampai kalap," ucap Mikaela, salah satu pengunjung Pasar Ramadan UGM yang antusias meskipun bukan seorang Muslim dan tidak menjalankan ibadah puasa.Â
Berkat beragam variasi kuliner yang ditawarkan di sini, tiap tahunnya pasar ini menarik ribuan pengunjung baik dari Yogyakarta maupun luar Yogyakarta. "Saya sebenarnya bukan orang sini (Yogyakarta), kebetulan anak saya kuliah di sini (UGM). Jadi, sejak anak saya masih mahasiswa baru, saya pasti selalu menyempatkan diri untuk meramaikan Pasar Ramadan UGM. Sekalian juga saya jenguk anak saya," ucap Fatimah, salah seorang pengunjung yang setiap tahunnya selalu datang ke pasar Ramadan UGM sejak anaknya masih menjadi mahasiswa baru.
Kuliner yang dihidangkan di pasar Ramadan ini juga tidak hanya sebatas makanan tradisional saja, hidangan internasional seperti pasta dari Italia, dimsum dari Hong Kong, dan tteokbokki dari Korea Selatan pun turut disajikan dalam pasar Ramadan ini. Mahasiswa dan masyarakat tidak akan mengalami kesulitan untuk mencicipi berbagai pilihan makanan itu karena harga yang ditawarkan cukup terjangkau.
