Mohon tunggu...
Valerian Itu Faris
Valerian Itu Faris Mohon Tunggu... Advokat & Konsultan Hukum -

Jangan Tunda. Lakukan Sekarang !

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kapten Wim Djawa Siu: Tekad PSN Bali tak Pernah Padam

6 November 2015   00:16 Diperbarui: 6 November 2015   01:11 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak diragukan, jika kehadiran PSN Bali dalam setiap turnamen Flobamora Cup selalu membuat banyak orang berdecak kagum. Selain memiliki sejumlah pemain yang militan, klub ini juga memiliki suporter yang kompak dan super kreatif.

Popularitas PSN Bali tidak lepas dari peran kapten mudanya Wim Djawa Siu, yang mampu memimpin rekan setimnya di lapangan hijau.

Wim terbilang sosok muda yang fenomenal. Tidak banyak yang menduga, jika tendangannya saat drama adu pinalti antara timnya melawan Ende Bali FC mampu dibendung kiper Xaviola Bentenk, Minggu (1/11/2015). Ende Bali FC akhirnya memastikan tiket final lewat adu pinalti dengan skor akhir 5-4.

Usai laga itu, kapten Wim menyatakan secara terbuka, jika dirinyalah yang paling bertanggung jawab, “ Saat ini kondisi psikis kami memang sangat terganggu. Namun yakinlah, kekalahan bukanlah kegagalan terburuk. Kekalahan yang sebenarnya adalah ketika kami memutuskan untuk mengakhiri langkah”

Menurutnya, hingga saat ini ia dan rekan setimnya tak berhenti berlatih, baginya pemenang tidak akan pernah berhenti, mereka yang berhenti tidak akan pernah menang, “ Jangan biarkan sejarah masa lalu kita membunuh takdir masa depan kita”

Meski langkah PSN Bali akhirnya terhenti di babak semifinal, namun tekad anak-anak Ngada tak pernah padam. Keseblasan kebanggaan warga Ikatan Keluarga Ngada (Ikada) di Bali ini, kembali akan bertarung meraih trophy juara 3 turnamen sepakbola Flobamora Cup7 2015 melawan PS Paperti Kota Kupang di GOR Ngurah Rai Denpasar, Sabtu (7/11/2015).

Wilibrodus M.J Djawa Siu, nama lengkapnya. Ia dilahirkan di kota dingin Bajawa, 23 November 1990, anak ke 2 dari 3 bersaudara dari ayah Yohanes Siu Doy (Alm) dan Mama Goreti Menge.

“Almarhum bapa saya, tidak begitu menyukai sepakbola, sementara mama saat mudanya dulu adalah pemain volley kebanggaaan Ngada di akhir tahun 1980an” Ungkapnya.

Perihal ayahnya Wim bertutur jika ia selalu inginkan agar ayahnya bangga padanya saat bermain bola, “Suatu ketika sekitar tahun 2008, bapa sempat menyaksikan klub saya menjadi finalis (Bajawa FC) dan kami menjadi juara”.

Baginya sepakbola bukanlah hal baru, Sejak saya kecil, saya selalu meminta orang tua menghadiahi saya bola. Jadi tidak heran jika banyak sekali bola di rumah waktu itu.

Wim mengenal sepakbola dari opa Andreas Molo, paman kandung sang mama, “Opa Andreas pemain legendaris PSN Ngada di era 70-80-an, beliau yang mengajarkan saya cara menendang bola. Kalau singgah di rumah selalu cari saya untuk "tos kaki" kiri dan kanan terus tanya, mana bola?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun