Sentral organisasi karyawan swadiri Indonesia (SOKSI) menyerukan segenap elemen dan komponen bangsa untuk segera bersatu dan memanfaatkan momentum emas untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Demikian pendapat mengemuka dalam silaturahmi kader-kader SOKSI di Jakarta, 30/4/'19.
SOKSI memandang bahwa perbedaan pilihan yang sempat membelah masyarakat Indonesia pada Pemilu 2019 ini mendesak  segera disudahi. Para pemimpin  hendaknya  menyerukan perlunya persatuan dalam semangat kekeluargaan dan gotong royong untuk  mengatasi berbagai tantangan bangsa. Jangan sampai bangsa ini hanya menjadi penonton dalam menyaksikan berbagai kemajuan yang sedang giat diraih oleh bangsa lain seperti China dan India, atau bahkan Vietnam dan Thailand.
Prof. Bomer Pasaribu mengatakan bahwa berbagai syarat dan prasyarat yang kita miliki di Era Globalisasi 4.0 saat ini akan mubazir percuma bila kita membuang energi untuk berbagai hal yang tidak produktif dan bahkan berpotensi membawa bangsa menjadi set-back. Bonus demografi dan modal semangat kekeluargaan dan persatuan hendaknya mampu kita manfaatkan untuk meraih competitif adventage dan maksimal tingkat pertumbuhan ekonomi kita. Â Semoga kesempatan dan adanya syarat ini tidak berlalu begitu saja seperti halnya momentum minyak dunia di masa lalu, harap Bomer.Sementara itu, Oetojo Oesman menegaskan bahwa modal utama lain yang harus kita rawat dan jaga adalah Pancasila. Sudah tidak pada tempat dan waktunya lagi berfikir dan berdebat tentang ideologi lain di bumi nusantara. Â Oleh karenanya, warisan berharga ini harus mampu kita implementasikan sebagai modal dasar dalam menghadapi berbagai tantangan persoalan bangsa, baik secara internal maupun dalam berhadapan dengan bangsa lain, tegas Oetojo.
Tokoh SOKSI lain, seperti Ali Wongso,  Suriansyah, Serta GT,  Rudi Sanyoto, SM. Tampubolon, Razian A. Toniman, FMT. Rajagukguk menyampaikan keprihatinan mereka atas banyaknya kegiatan masyarakat yang  kontra produktif di tengah dinamika dan arus perubahan teknologi yang sangat cepat yang melanda dunia dan menyapu klaim perbatasan (borderless) dewasa ini.
Sementara ditemui terpisah, PLH Ketua Umum SOKSI, Bobby Suhardiman, mengajak segenap masyarakat untuk kembali menjadi Indonesia. Kita bersyukur bahwa pemilu yang demikian rumit mampu kita lalui dengan damai, meski di sana sini masih terdapat kekurangan. Mari kita jaga kondisi ini sembari menunggu pengumuman resmi KPU, ujar Bobby.
Senada dengan itu, Waketum SOKSI, Ahmadi Noor Supit mengajak segenap masyarakat untuk menatap ke masa depan, meninggalkan  berbagai hoax, mengawasi dan mendukung kinerja, integritas dan profesionalisme KPU, sekaligus mendoakan para petugas yang telah gugur sebagai Pahlawan Pemilu.
Mari kita hilangkan prasangka dan permusuhan politik. Kembali bergandengan tangan dan bekerjasama sebagai saudara dalam membangun rekonsiliasi nasional, mewujudkan masyarakat adil makmur dan merebut posisi sebagai the big five dunia di masa datang, pungkas Supit. (VB).