Plagiarisme dalam dunia akademis menjadi persoalan serius yang mengancam kredibilitas pendidikan tinggi. Menjiplak karya orang lain tanpa memberikan pengakuan yang layak tidak hanya merugikan penulis aslinya, tetapi juga merusak nilai kejujuran dan keaslian dalam lingkungan akademik. Sebuah laporan dari International Center for Academic Integrity (2021) menunjukkan bahwa sekitar 68% mahasiswa di berbagai institusi mengaku pernah terlibat dalam tindakan plagiarisme, baik secara sengaja maupun tidak.
Di zaman digital ini, kemudahan mengakses informasi justru semakin memperburuk masalah plagiarisme. Banyak mahasiswa dan bahkan pengajar yang terpicu untuk mengambil jalan pintas dengan menyalin karya orang lain. Plagiarisme tidak hanya terdiri dari pengutipan tanpa mencantumkan sumber, tetapi juga mencakup self-plagiarism (penggunaan karya sendiri secara berulang tanpa izin) dan patchwriting (menggabungkan beberapa sumber dengan sedikit perubahan).
Tulisan ini akan mengulas pengaruh plagiarisme terhadap mutu pendidikan tinggi, alasan-alasan terjadinya, serta langkah untuk mengurangi praktik yang tidak terpuji ini.
1. Pengaruh Plagiarisme dalam Pendidikan Tinggi
Plagiarisme bukan hanya merugikan individu, tetapi juga menurunkan reputasi lembaga pendidikan. Penelitian oleh McCabe et al. (2012) yang dipublikasikan dalam Journal of Academic Ethics menunjukkan bahwa plagiarisme mengganggu nilai-nilai kejujuran akademik dan menurunkan kredibilitas lulusan dalam dunia kerja. Universitas yang sering terlibat dalam kasus plagiarisme akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat dan pemangku kepentingan. Selanjutnya, plagiarisme juga menghambat perkembangan kognitif mahasiswa. Scanlon dan Neumann (2002) dalam publikasi Higher Education menyatakan bahwa mahasiswa yang sering menjiplak cenderung tidak aktif dalam berpikir kritis dan memiliki kemampuan terbatas untuk menghasilkan karya yang orisinal. Hal ini berisiko menghasilkan lulusan yang tidak kompeten di bidangnya.
2. Alasan Terjadinya Plagiarisme
Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya plagiarisme di perguruan tinggi, antara lain:
- Tekanan Akademik -- Banyak mahasiswa terpaksa melakukan plagiarisme karena beban tugas yang banyak dengan tenggat waktu yang ketat (Roig, 2015).
- Kurangnya Pemahaman terkait Etika Kutipan -- Sebagian mahasiswa tidak memahami cara yang tepat dalam melakukan parafrase dan pengutipan (East, 2006).
- Kemudahan Akses terhadap Sumber Digital -- Akses yang mudah menuju artikel online membuat mahasiswa tergoda untuk melakukan copy-paste tanpa menyertakan sumbernya (Comas-Forgas dan Sureda-Negre, 2010).
- Pengawasan yang Lemah -- Sistem deteksi plagiarisme seperti Turnitin belum sepenuhnya efektif di berbagai institusi (Bertram Gallant, 2008).
3. Langkah untuk Mengurangi Plagiarisme
Untuk mengatasi plagiarisme, diperlukan kerja sama antara mahasiswa, dosen, dan lembaga pendidikan. Beberapa langkah yang bisa diambil adalah: