Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Saint Maud", Film Horor Tanpa Hantu

8 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 9 Juli 2021   15:43 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh Mark Levy sumber www.artstation.com

Dulu secara sederhana film horor dianggap sebagai film yang ada hantunya. Coba saja kita telisik film bergenre horor produksi Indonesia. Bahkan hantunya menjadi pemeran utama dan dominan muncul di setiap scene-nya, walau kadang cuma terasa saja.

Dalam film "Saint Maud" (2019) ini, saya tidak menemukan hantu yang dibilang wajib ada. Tapi film ini bergenre horor. Untuk foto ilustrasi film ini pun tidak ada arwah, darah dan kematian - susah menebak genre film ini kalau hanya dari posternya.

Mark Levy mengilustrasikan film ini dengan lebih baik - maksud saya lebih mendekati genre horornya karena terlihat lebih imajinatif.

Genre horor sendiri sangat susah didefinisikan. Misalnya dengan definisi sederhana, ada hantu dan darah. Tapi ada film horor yang tanpa itu juga. Lalu bagaimana?

Menurut Paige Moore (2015) ada lima karakteristik yang memudahkan kita menentukan genre horor:

1. Foreshadowing - Bayangan
Dalam ceritanya akan ada petunjuk-petunjuk yang mengarah ke ending cerita. Seperti musik, flashback, atau bahkan kejadian di masa depan. Bayangan atau pertanda ini akan semakin bertambah menuju inti cerita.

2. Fear - Ketakutan
Sebenarnya ini inti cerita horor - menakutkan. Tapi ketakutan orang berbeda-beda, ada yang takut laba-laba atau bahkan buah salak. Dalam horor, ketakutan dimiripkan seperti mimpi buruk - sesuatu yang tidak mau kita alami di dunia nyata. Kita ketakutan akan sesuatu yang belum pernah dialami.

3. Suspense - Ketegangan
Ketegangan terjadi karena akan ada sesuatu - hanya saja kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Dalam film, situasi ini didukung oleh musik, cahaya atau ilustrasi - atau bahkan adegan ada sesuatu yang tersembunyi di depan yang harus diantisipasi, misalnya belokan jalan.

4. Mystery - Misteri
Misteri adalah ketidaktahuan - tidak seperti suspense - misteri lebih ke sesuatu yang tidak bisa dipahami, tidak bisa digambarkan bahkan dijelaskan. Kita tidak tahu nanti hasilnya akan seperti apa atau akhirnya bagaimana.

5. Imagination - Imajinasi
Bayangan yang ada di pikiran kita biasanya jauh lebih kuat dan dipercaya daripada ada yang nampak di depan mata. Imajinasi inilah yang membuat jantung berdetak lebih cepat, tangan berkeringat dan tubuh merinding karena apa yang dibayangkan dalam pikiran.

Film Saint Maud diklasifikasikan MA 15+ di Australia, tapi di Indonesia saya menyarankan 18+ karena ada adegan dewasanya. Rating di IMDb 6.7 dengan sinopsis singkat:

"Follows a pious nurse who becomes dangerously obsessed with saving the soul of her dying patient."

Memang tidak ada hantunya, tapi ada demon atau iblis yang menguasai pikiran Maud - perawat yang sangat religius dan taat pada Tuhan, bahkan ingin menyelamatkan jiwa pasiennya, Amanda, yang belum mengenal Tuhan. 

Kelima elemen Moore sebagai film horor ada semua di situ. Bayangan pertanda dimunculkan dengan wajah-wajah aneh ketika Maud merasa berkomunikasi dengan 'Tuhan' - sebenarnya iblis yang mendorongnya berbuat nekat bahkan sampai membunuh pasiennya. Elemen menakutkan digambarkan situasi rumah dan setting yang gelap. Dilambangkan Maud ditinggal oleh tuhannya. 

Ketegangan muncul karena kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Maud pada pasiennya. Amanda juga tidak bisa tertebak tindakannya karena dikenal sebagai pasien yang sulit. Ciri ini mendekati genre psiko. Penonton dibawa ke visual yang ada di kenapa Maud yang cukup pelik dan terobsesi penyelamatan jiwa. Bahkan dia merasa bisa berkomunikasi dengan Tuhan.

Misterinya adalah walau kita ada di benak Maud, kita tidak bisa memprediksi jalan pikirannya yang tidak normal. Obsesinya yang tidak bisa kita pahami. Kita bisa tidak habis pikir bagaimana dia bisa melanggar kode etik sebagai perawat. Sudah dipecat pun dia tetap kembali ke Amanda. Kata-katanya manipulatif.

Imajinasi kita digiring pada jalan pikiran Maud. Dia butuh meyakinkan Tuhan bahwa dia hamba yang taat. Setelah membunuh Amanda yang tetap tidak percaya pada Tuhan, Maud membakar dirinya untuk bukti ketaatannya. Saat itu kita seperti ada di pihak Maud walau tidak setuju dengan caranya. Sepertinya dia malaikat buat Amanda.

Namun sedetik sebelum tubuhnya habis terbakar, Tuhan yang dituruti oleh Maud muncul dan ternyata bukan Tuhan yang benar.  

Peringatan: beberapa adegan tidak menyenangkan untuk dilihat bagi sebagian orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun