Pada tulisan sebelumnya kita mencoba mengambil pelajaran dari konteks sosial budaya orang jepang yang sekiranya sangat bisa kita terapkan di Indonesia seperti mengantri dan juga membuang dan mengelola sampah. Sekarang kita fokus belajar pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan di jenjang Sekolah Dasar.
Pada November tahun 2023 lalu saya dan rekan-rekan mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan lesson study di sebuah Sekolah Dasar binaan dari University of Tsukuba. Sebelumnya kami mendapatkan materi sebagai pijakan awal mengenai lesson study ini supaya memiliki pemahaman yang sama ketika melakukan kegiatan tersebut.Â
Beberapa yang kami dapatkan dari materi tersebut adalah bahwa lesson study merupakan kegiatan observasi pembelajaran yang terstruktur dengan tiga tahapan yakni design, research lesson dan reflection dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mana menjadi cara terbaik untuk menajamkan lensa seorang guru dalam mendidik.Â
Pada bagian refleksi, kami juga ditekankan bahwa lesson study bukan sebuah ajang untuk menghakimi dan menilai bagaimana guru mengajar tetapi fokus pada aktivitas siswa, bagaimana siswa itu belajar, bagaimana siswa itu berfikir, apa yang menjadi kendala siswa dalam pembelajaran, dan bagaimana materi pembelajaran (konten) itu disampaikan kepada siswa.Â
Sekitar tiga hari saya melakukan kegiatan lesson study masing-masing di kelas satu, dua, tiga dan empat Sekolah Dasar yang kesemuanya memang pada mata pelajaran matematika dan bertempat di sebuah Aula.Â
Pada hari pertama melihat pembelajaran, saya merasa terkejut melihat betapa mandirinya anak-anak ketika datang mereka langsung memilih tempat duduk masing-masing dengan tertib tanpa banyak bicara dan intruksi dari gurunya.Â
Hal sederhana lain yang nampak yaitu ketika guru menulis di papan tulis tanpa di perintah anak-anak secara otomatis langsung menulis juga di bukunya masing-masing kemudian ketika pembelajaran membutuhkan untuk berkelompok, guru cukup memberikan intruksi "buat 5 kelompok" maka anak-anak dengan cekatan langsung membentuk kelompok-kelompok belajar, kalau saya tidak salah hanya kurang dari satu menit kegiatan itu selesai.
Saya yakin karakter-karakter itu dibentuk dalam jangka waktu yang tidak sebentar, ini membuktikan betapa terkonsep dan terstrukturnya Pendidikan di Jepang mulai dari TK sampai ke perguruan tinggi sehingga terbentuklah karakter pelajar Jepang yang disiplin, tanggung jawab, ulet dan memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
Kembali pada pembelajaran, guru sangat menguasai sekali bagaimana konten materi itu di sampaikan kepada siswa meskipun dengan alat dan bahan pembelajaran yang sederhana padahal kita tahu bahwa Jepang adalah negara maju yang menciptakan berbagai alat-alat dengan teknologi canggih tetapi waktu itu saya melihat tidak banyak "digitalisasi pembelajaran" yang dilakukan bahkan cenderung menggunakan pembelajaran dengan cara lama dalam artian hanya menggunakan kapur tulis, kertas dan Teknik bansho (Teknik menulis di papan tulis yang sudah sangat lama digunakan di Jepang).Â