Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Antara Nisan dan Keramik

14 Desember 2022   06:37 Diperbarui: 14 Desember 2022   06:41 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melakukan perjalanan dadakan rupanya selalu berhasil diwujudkan. Entah kenapa kalau direncanakan ada saja kisah yang membuatnya terhalang. Sepertinya memang lebih asyik kalau tanpa rencana, jalani saja dan bersiap mendapati kejutan menyenangkan.

Kemarin, saya sama sekali nggak berencana melakukan perjalanan ke Kabupaten Banjar, rencananya hari itu mau menyelesaikan laporan yang belum selesai.

Tetapi, ajakan seorang teman sungguh sulit untuk diabaikan begitu saja. Padahal bukan tempat wisata atau warung makan yang akan dikunjungi, namun sebuah makam tanpa nama di daerah Sungai Kitano Banjar. Langsung dong saya iyakan dan bersiap. Cek bensin supaya nggak kesulitan kalau kehabisan. 

Lucunya, sehari sebelumnya di intenet ada kehebohan soal penemuan keramik di Kabupaten Banjar. Sebenarnya, saya nggak tahu kalau nggak dikasih tahu sama seorang teman arkeolog. Konsentrasi masih tersisa sama urusan review tari kolosal sama pawai kemarin. Plus harus bikin laporan tahunan.

Begitu diberitahu kalau ada penemuan keramik kuno alias lawas di daerah Sungai Rangas, Martapura Lama, yang terbersit justru ngasih tahu bu Laila Binti Abdul Jalil. Arkeolog yang memang kerap mempelajari keramik itu bisa dipastikan bakal penasaran tingkat dewa.

Eh, saya malah kelupaan. Tapi rupanya semesta menghubungkan kami, kok tiba-tiba Ibu Laila japri ngajak keliling nyari nisan aceh yang belum bernama. Duh, kita ini demen amat ya main ke kawasan yang nggak dilirik orang.

Yuk ah, jalan aja. Mencari tahu letak si nisan misterius. Patokannya gampang kok, makam sultan mustaimbillah.

Cuss, langsung meluncur berteman awan kelabu. Sengaja ambil jalan ke arah Sungai Sipai yang melewati RS Ratu Zaleha biar kalau hujan turun bisa neduh. Ternyata gerimis yang menemani. Lanjut terus.

Jalanan lumayan sepi. Saya bisa mengamati toko-toko sembako, warung makan, toko peralatan truk dan permesinan.  Di ujung jalan Menteri Empat kami berbelok ke kiri sampai perempatan lalu ke kiri. Kini menyusuri jalan ke arah Martapura Lama. Sepanjang jalan terhampar rawa-rawa. 

Perjalanan sangat lancar sampai ke makam yang dituju. Mulai deh tengok kiri kanan. Nyari orang untuk bertanya letak makam yang dicari. .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun