Desa Getas merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. Desa ini dikenal menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi unggulan di sektor pertanian terutama tanaman kopi. Jenis kopi yang terkenal di Desa Getas yaitu kopi robusta dan liberika, sebagian besar petani di desa tersebut membudidayakan kedua jenis kopi ini. Hampir seluruh penduduk Desa Getas beraktivitas sebagai petani kopi. Desa Getas tidak hanya dikenal luas karena produksi kopi robusta dan liberika yang khas, tetapi juga memiliki berbagai kelompok tani yang aktif mengelola dan meningkatkan kualitas kopi, seperti Kelompok Tani Makarti Utomo dan Bina Usaha Tani.
Potensi kopi lokal ini tidak hanya bermanfaat sebagai minuman, tetapi juga dapat digunakan untuk mengembangkan produk yang ramah lingkungan. Pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah dengan bubuk kopi atau ekstraknya adalah salah satu inovasi yang dapat dilakukan. Sebagai limbah rumah tangga, minyak jelantah sering menjadi masalah lingkungan karena pembuangan sembarangan dapat menimbulkan pencemaran. Minyak bekas rumah tangga dan kopi Desa Getas dapat dikombinasikan untuk membuat produk sabun alami yang tidak hanya bermanfaat untuk kebersihan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan mendukung upaya pengurangan limbah di pedesaan.
Dari urgensi di atas kelompok UNNES GIAT 12 Desa Getas Kecamatan Singorojo menginisiasi program kerja berupa RESOAP (Recycle Soap) melalui pemanfaatan minyak jelantah dan ekstraks kopi untuk kelompok PKK yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juli 2025. RESOAP adalah inovasi sabun yang ramah lingkungan yang dibuat dari limbah minyak jelantah dan ekstrak kopi Desa Getas. Proses pembuatannya dimulai dengan menyaring minyak jelantah hingga jernih, mencampurkannya dengan larutan NaOH dan aquades, dan kemudian dipanaskan hingga 40 derajat Celcius. Lalu, bahan tambahan seperti bubuk kopi, arang sangrai, essential oil, dan tekstapon ditambahkan untuk meningkatkan fungsi dan aroma sabun. Setelah semua dicampur dengan benar, adonan sabun dicetak dan dibiarkan mengeras selama tiga hingga empat minggu agar siap digunakan.
Program kerja tersebut berupa edukasi dan pelatihan yang disampaikan oleh perwakilan UNNES GIAT 12 Desa Getas yaitu Salsa Alya Mafaza serta Isnaeni Lisana Shidqin Alya. Melalui edukasi dan pelatihan yang dilakukan dapat menjadikan masyarakat Desa Getas khususnya kelompok PKK dapat mulai mengolah dan memadukan dua potensi tersebut menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual. Dengan memanfaatkan potensi lokal desa, inovasi ini membantu mengelola limbah rumah tangga. Inovasi ini juga mendorong ekonomi sirkular desa dan mendorong pembuatan produk yang menguntungkan dari bahan-bahan sederhana yang berlimpah di masyarakat.
Strategi pemanfaatan limbah minyak jelantah dan ekstrak kopi secara berkelanjutan di Desa Getas dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang mengelola limbah menjadi produk bernilai ekonomis. Melalui pelatihan dan pemanfaatan potensi lokal, seperti kopi khas desa, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi sabun ramah lingkungan. Inovasi ini tidak hanya membuka peluang ekonomi baru, tetapi juga memperkuat kemandirian desa dan menjaga kelestarian lingkungan.
Diharapkan inovasi berkelanjutan untuk penggunaan minyak jelantah dan ekstrak kopi menjadi sabun ini dapat dikembangkan melalui kolaborasi antara masyarakat Desa Getas dan Tim UNNES GIAT 12 untuk meningkatkan ekonomi lokal dan mengelola limbah. Kehadiran tim mahasiswa yang mendukung dan menggerakkan kegiatan ini merupakan langkah awal yang direncanakan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan kemandirian masyarakat desa. Desa Getas memiliki potensi untuk menjadi contoh desa yang tangguh, inovatif, dan peduli terhadap lingkungan jika ada semangat gotong royong dan pendidikan yang tepat.
Oleh: Uswatun Khasanah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI