Mohon tunggu...
Eka Hendra Jatnika
Eka Hendra Jatnika Mohon Tunggu... Guru - Ust. Edu

Penulis, Trainer, Konsultan WA 085767136799

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sejarah Ramadan dan Sikap Kita

5 Mei 2020   08:18 Diperbarui: 5 Mei 2020   08:15 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Kehadiran Ramadhan adalah buah dari do'a Baginda. Di dalam gemuruh jiwa yang penuh harap, Nabi kita yang mulia berdo'a lirih,

"Duhai Allah, pendekkanlah usia umatku karena aku khawatir bila mereka berusia panjang tetapi berada di dalam jurang kemaksiatan kepada-Mu. Namun ya Rabbi, walaupun usia umatku pendek, aku memohon kepada-Mu agar amaliah umatku tidak kalah oleh amaliah umat Rasul2-Mu terdahulu yang berusia panjang".

Dan Allah berkehendak menurunkan Ramadhan. Ya, sebuah bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah. Sebuah bulan yang menjadi KADO TERINDAH bagi umat Islam, bulan yang Allah tetapkan sebagai rajanya bulan. Siang dan malam di bulan ini akan menjadi siang dan malam yang paling utama sepanjang masa.

Sahabatku.

Di bulan ini kita diundang oleh Allah untuk menjadi tamu-Nya. Dan Allah memuliakan setiap tamu di bulan ini dengan menjadikan helaan napasnya bermakna tasbih serta setiap do'a kebaikannya akan diijabah. Dan apabila dia melaksanakan amalan sunnat, berpahala sebagaimana pahalanya amalan wajib. Bila amalan wajib yang dia lakukan, pahalanya di-ZOOM (dilipatgandakan) sebanyak 70x lipat. Membaca 1 ayat saja, Allah samakan pahalanya sebagaimana mengkhatamkan al-Qur'an.

Jangan aneh bila dalam peristiwa Isra Mi'raz, Allah berkehendak memperlihatkan jumlah umat Nabi Muhammad yang masuk surga adalah yang terbanyak, meliputi seluruh upuk yang ada dalam jangkauan pandangan sampai Nabiyullah Musa a.s. merasa "iri" kepada baginda. Subhanallah.

Baginda Rasulullah SAW bersabda, "celakalah orang yang keluar dari bulan Ramadhan tanpa mendapat ampunan". Karenanya, mari kita siapkan fisik kita, aqliyah kita, terlebih jiwa kita agar mampu mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai amal soleh di siang dan malam harinya secara total dan sempurna.

Seorang tabiin bernama Amr bin Dinar rahimahullah berkata, "Khawatir amalan tidak diterima itu jauh lebih berat maknanya dari pada amalan itu sendiri". Semoga, kita menjadi di antara pribadi yang memiliki perasaan khawatir tersebut sehingga tidak ada satu momen kebaikan pun yang akan kita lewatkan di bulan Ramadhan ini demi kembali fitrah dan menuju kemenangan yang telah Allah janjikan.

Wallahu a'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun