Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menurut Amien Rais, Bangsa Indonesia "Pekok"

11 Mei 2018   12:46 Diperbarui: 11 Mei 2018   12:52 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fakta yang disodorkan oleh pernyataan Amien Rais tersebut diantaranya adalah :Pabrik Pupuk Iskandar Aceh berhenti berproduksi karena tidak ada pasokan bahan baku berupa "Gas Alam" disaat yang sama tidak jauh dari lokasi Pabrik Pupuk tersebut ada Gas Alam tapi sudah ada yang punya dan Gas Alam tersebut dikirim keluar negri dalam bentuk LNG.

Bila dikaitkan dengan fakta lain semisal Pabrik Pengolahan Nikel di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah dan masih banyak fakta lain maka apa yang dikatakan Amien Rais tersebut masuk akal cukup beralasan dan memang begitulah adanya....mau diapa?

Yang terjadi kemudian justru Amien Rais  "dibully" habis habisan mirip berbalas pantun bahwa yang "pekok"itu ya Amien Rais sendiri.

Lepas soal pekok atau tidak pekok yang jelas hal tersebut tidak merubah fakta yang sebenarnya yaitu mulai dari SDA(Sumber Daya Alam),perekonomian saat ini cuma bisa dinikmati sekelompok kecil orang, Perusahaan dari Luar negeri dipersilahkan masuk, sementara yang dalam negeri sebagian dipersilahkan mati pelan pelan, minimal hidup segan mati tak hendak.

Sebagai contoh nyata adalah PT ANTAM Tbk yang punya pabrik pengolahan nikel Sulawesi Tenggara tidak diberi kesempatan BESAR,karena eksplorasi deposit nikel di Sulawesi dan Maluku yang dilakukan oleh PT ANTAM Tbk tapi justru ijin eksploitasi dan pengolahan nikel diberikan ke pihak lain.

Seharusnya kritikan Amien Rais tersebut yang didukung banyak fakta dilapangan disikapi secara bijak,dipelajari,didalami,kemudian dicarikan solusi yang terbaik agar tidak selamanya "PEKOK".

Masak "PEKOK"kok dipelihara,seharusnya malu dong ,jangan lalu berbalas pantun,menyanggah bahwa .itu tidak "PEKOK".  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun