Siapa yang menyangka ada INPRES NO 26 tahun 1998 yang melarang mengucapkan kata "pribumi" oleh pejabat publik dan ada UU no 40 tahun 2008 soal Diskriminasi dan Ras yang juga berkaitan soal kata "pribumi".Lha cuma mengucapkan kalimat "pribumi" saja kok bikin heboh.......wah......wah......
Yang aneh ada pihak pihak yang mendramatisir seolah Anies Baswedan bertindak rasis dan diskriminatif,akibat selanjutnya Anies Baswedan di bully habis habisan.
Lha kalo baru ngomong saja sudah dicari cari salahnya,setelah ketemu salahnya berikut aturan yang dilanggarnya (INPRES 26 tahun 1998 dan UU no 40 tahun 2008)lalu dibesar besarkan..........waduh......mau dibawa kemana bangsa dan negara ini.
Apa ya setiap mau ngomong harus diperiksa adakah aturan yang dilanggarnya mulai dari INPRES,UU,UUD mungkin juga PERDA,PERGUB,PERBUB ,kitab suci(Islam,Kristen,Budha,Hindu dsb).....
Soemarsono sebagai pejabat Depdagri disatu sisi sudah betul menunjukkan pasal yang dilanggar,terkait ucapan "pribumi" dari Anies tapi disisi lain patut ditanyakan apa motifnya ybs bicara didepan publik menyalahkan ucapan Anies Baswedan tsb.
Apakah tidak sebaiknya "etika"bernegara itu dipakai??menjaga iklim yang kondusif,sesama pejabat negara tidak berbalas "pantun"sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat dsb.
Ada "masalah" antara Pemerintah Pusat dan Gubernur baru Jakarta (Anies Baswedan) terkait reklamasi teluk Jakarta semua pihak sudah tahu.
Akan lebih baik "masalah" tersebut dikelola dengan bijak,dilokalisir jangan melebar kemana mana,antara Pemerintah Pusat dan PEMDA JAKARTA adalah satu kesatuan yang utuh,jangan ada dikotomi,sehingga masyarakat jadi tenang,suasana kondusif.
Blunder Anies Baswedan cuma membuktikan bahwa Anies Baswedan bukan pribadi "suci" apalagi "superman",Anies juga manusia biasa makanya jangan menuntut yang luar biasa dari Anies,yang wajar wajarlah,tentunya sangat tidak etis bila baru menjabat saja sudah di bully.
Etis nya kasih waktu 100 hari untuk tidak diserang,untuk tidak di bully,bila mau kasih masukan ya lewat saluran resmi.beri kesempatan Anies untuk bekerja.
