Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sarjana

1 Desember 2020   00:10 Diperbarui: 26 Januari 2024   05:25 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tentu boleh Pak Marsin, asal jarang-jarang saja."

Seketika tawa pun pecah.

***

Sebenarnya, Haji Luthfi memberikan uang pelicin kepada seseoranag sehingga Sarjana diterima bekerja di kantor dinas pendidikan sebagai tenaga honorer atau tenaga sukarela.    Tentu saja uang yang dikeluarkannya tidak seberapa dibandingkan dengan uang yang diterimanya dari  orang tua Sarjana. Sarjana tidak menyadari hal itu.

Setiap hari Sarjana berangkat kerja dengan sepeda motor ke kantor dinas pendidikan provinsi. Jarak enam puluh kilo ditempuhnya hampir dua jam. Melelahkan juga perjalanannya. Sekali-sekali akibat hambatan dalam perjalanan dia terlambat tiba di kantor. Beruntung atasannya memaklumi. Meskipun jarak tempuhnya cukup jauh, tapi dia belum berencana untuk menyewa rumah kontrakan yang dekat dengan kantornya.

Bulan terus berganti. Tibalah saat tes CPNS bidang kependidikan, dilaksanakan serempak. Prosedur resmi ditempuh oleh Sarjana, sama dengan peserta lainnya. Besar harapan dan keyakinan Sarjana akan lolos seleksi tersebut. Sementara itu Haji Luthfi banyak memberikan dukungan semangat melalui pesan singkat (SMS). Beliau juga meminta nomor tes Sarjana yang katanya untuk diberikan kepada sahabatnya yang menjadi panitia seleksi.

Sambil menantikan pengumuman hasil seleksi Sarjana masih bekerja seperti biasa. Haji Luthfi masih memberikan dukungan moral agar Sarjana tetap semangat dan giat bekerja serta taat kepada atasan. Keberhasilan lulus seleksi CPNS terbayang di depan mata. Sarjana kian bangga karena sebentar lagi namanya akan tercantum sebagai peserta yang lulus seleksi CPNS.

***

Saat yang dinanti-nanti tiba. Pagi-pagi benar Sarjana mendatangi kios yang biasa menjual koran. Kabarnya, pagi itu dimuat pengumuman hasil seleksi CPNS. Sebuah koran lokal diperolehnya. Dia hanya ingin memastikan bahwa namanya tertera dalam pengumuman itu. Sepintas dibukanya dan tampak judul besar pengumuman. Koran pun segera dilipat dan dimasukkan ke tas. Dia akan membacanya di tempat yang tenang agar bisa melihat nama teman-temannya yang juga diusahakan oleh Haji Luthfi. Selanjutnya, dia tancap gas.

Tiba di kantor, tak seorang pun rekannya mengucapkan selamat. Dia heran. Ucapan selamat justru ditujukan kepada dua rekan lain yang telah bekerja hampir enam tahun.

"Pak Sarjana, tetaplah semangat. Masih ada kesempatan untuk berkompetisi." Pak Sobari, atasannya, berempati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun