Sombong atau arogan dalam bahasa agama disebut takabbur. Menurut Imam al-Gazali, sombong adalah sifat seseorang yang memandang orang lain hina, hanya dia yang mulia dan mempunyai kebesaran. Karena itu sifat sombong pada manusia, merupakan suatu sifat tercela yang harus dihindari.
Dalam pergaulan manusia sehari-hari sombong atau takabbur sering menggejala. Penyakit ini terkadang tidak disadari oleh  orang yang bersangkutan. Karena kelebihan yang dimiliki, seperti jabatan dan kedudukan yang tinggi, atau karena kekayaan yang melimpah atau bahkan karena penampilan yang menarik,  cantik, tampan dan sebagainya.
Kesombongan tidak hanya terjadi pada orang yang memiliki jabatan, harta dan kecantikan, tetapi dapat pula terjadi dikalangan ulama dan ilmuwan. Ulama fikih yang sombong/arogan bisa menganggap enteng ulama tauhid dan tasawuf.Â
Demikian pula sebaliknya, ulama tasawuf yang arogan bisa memandang ulama fikih sebagai orang yang mengetahui hanya kulitnya saja. Ilmuwan fisika yang arogan bisa saja melecehkan keberadaan  ilmuwan social dalam kehidupan, karena menganggap hasil kerja ilmuan IPA-lah yang banyak dinikmati oleh manusia dalam kehidupan ini. Sebaliknya ilmuwan sosial juga dapat berbuat demikian, ia memandang hanya ilmu sosiallah yang dapat mencapai tatanan yang harmonis antar manusia.
Sifat sombong terkadang dimulai dari enggannya seseorang mengevaluasi diri karena merasa benar. Bila tumbuh di dalam diri sebuah perasaan yang selalu benar dan tidak pernah salah, maka tindakan berikutnya adalah menyalahkan  orang lain, menyalahkan situasi dan bahkan menyalahkan Tuhan.Â
Evaluasi diri diperlukan untuk mencegah agar kekeliruan masa lalu tidak terulang lagi. karena itu evaluasi atau muhasabah terhadap diri adalah bentuk usaha memperbaiki dan mengembangkan diri sendiri. Karena itu orang yang tidak pernah mengevaluasi dirinya sendiri cenderung bersikap kekanak-kanakan, mencermin kan tidak dewasa cara berpikirnya dan bahkan suka marah-marah.
Jika sombong dimulai oleh hal-hal kecil, perasaan yang melebihi orang lain dan menganggap selain dirinya tidak ada apa-apanya sebuah pertanda sifat sombong telah menggerogoti dirinya.
Rasulullah  Saw pernah bersabda; tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada sifat takabbur walaupun sekecil dzarrah (biji kecil).
Karena itu sifat sombong atau arogan, baik karena harta, jabatan dan ilmu pengetahuan, Â tidak boleh terjadi. Apa yang menyebabkan ia sombong atau arogan semuanya atas pemberian dan karunia Allah Swt, Â yang seharusnya disyukuri.
Ada beberapa hal yang harus kita teliti dari penyebab munculnya sifat sombong di dalam diri. Misalnya masih ada perasaan berat untuk memberikan pujian kepada orang lain, kepada kawan yang nyata-nyata dianggap benar.Â
Atau adanya sifat berpura-pura berlaku tawadhu’ pada hal sebenarnya ia melakukan kesombongan dengan mempertontonkan ketawadhu’an. Tampak bertawadhu’ tetap idengan niat sombong. Bergaullah dengan semua  orang  tanpa membeda-bedakan tingkat status sosial. Sebab dengan cara seperti itu paling tidak telah melakukan latihan untuk menghilangkan rasa sombong yang ada pada diri kita.