Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suami dan Istri itu Pakaian yang Saling Menyelimuti

30 September 2025   13:43 Diperbarui: 30 September 2025   13:43 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suami-istri bagaikan pakaian / Sumber: suara mubalighoh

Di sepertiga fajar, ketika langit masih bergelayut dengan sisa malam - saat ODOJ - mataku singgah pada sebuah kalimat yang seakan menyibakkan tabir rahasia kehidupan. Kalimat itu bukan sekadar rangkaian kata, tapi melodi ilahi yang meresap ke dalam hati, menghadirkan keindahan yang tak lekang oleh waktu. Ia adalah bagian dari surat al-Baqarah, ayat 187, yang berbisik lembut:

.

(Hunna libaasun lakum, wa antum libaasun lahunna)

"Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka."

Kalimat sederhana, namun indahnya tak terperi. Diksi yang tersusun begitu rapih, dimulai dengan kata hunna dan berakhir dengan hunna, seolah menegaskan betapa relasi suami-istri adalah lingkaran yang saling melengkapi, tak terputus oleh sekat apa pun. Syaikh Yusuf al-Qardhawi pernah berkata, tak ada ungkapan yang lebih indah, lebih benar, dan lebih menyeluruh tentang pernikahan selain kalimat ini: suami adalah pakaian bagi istri, istri adalah pakaian bagi suami.

Mengapa pakaian? Karena pakaian adalah yang paling dekat dengan tubuh kita. Ia menutupi, melindungi, memberi rasa nyaman, dan menghadirkan keindahan. Begitu pula pasangan hidup.

Menutup Aurat, Menyembunyikan Aib

Pakaian dalah tirai yang menjaga aurat dari pandangan orang lain. Demikian pula seorang suami bagi istrinya, dan seorang istri bagi suaminya. Keduanya menjadi tabir yang menutupi aib, kelemahan, dan kekurangan masing-masing.

Dalam kehidupan modern, di mana media sosial sering kali menjadi panggung pengumbar cerita pribadi, ada yang tak sadar menelanjangi kelemahan pasangan sendiri. Padahal sejatinya, pakaian tak pernah mengkhianati tubuh yang ia lindungi. Demikian pula pasangan: ia seharusnya menjaga rahasia dan kehormatan pasangannya, bukan menyingkapkannya.

Pelindung di Tengah Badai Kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun