Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sedih Berubah Murka

21 Januari 2021   14:51 Diperbarui: 21 Januari 2021   15:06 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu jam sebelum jam kerja berakhir, Gatot dipanggil bos.

"Tot, kamu terpaksa hari ini overtime. Besok saya mau rapat sama Direksi. Buat laporan penjualan empat bulan terakhir." Tanpa basa-basi Pak Tedi memberi perintah, begitu Gatot masuk ruangannya.

Gatot tidak sempat duduk, "Siap, Pak! Itu saja?"

Pak Andi hanya mengangguk kecil, wajahnya kembali menatap layar laptop dengan kedua tangan di keyboard. Rupanya dia pun banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Begitu keluar ruangan Pak Tedi, Gatot langsung menelepon Rani, mengabarkan hari ini kerja lembur.

Pukul 16.30, jam pulang.

Ternyata hanya beberapa orang saja yang lembur.

Gatot pun fokus dengan pekerjaan, karena tidak mau overtime ini benar-benar over sampai tengah malam. Kalau bisa pekerjaan dapat diselesaikannya sebelum jam 21.

Pukul 20.15 HP nya bergetar, terlihat nama adiknya yang menelepon. langsung diangkat. Belum juga keluar satu kata, adiknya dari seberang sana teriak.

"Abaaang! Rumah kebakaran. Cepat pulang!"

"Haahh! Iyy ... iyya abang pulang sekarang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun