Salah satu etika yang diajarkan oleh orang tua kita, saat berbicara dengan orang lain adalah, jangan memotong pembicaraan lawan bicara. Karena, menghentikan orang yang sedang berbicara termasuk perbuatan tidak sopan.
Bahkan itu merupakan adab dalam Islam, sebagaimana dijelaskan oleh Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab beliau berjudul Rislatul Mu'wanah wal Mudhharah wal Muwzarah (Dar Al-Hawi, 1994, hal. 83) sebagai berikut:
Artinya: "Dengarkan orang lain yang berbicara kepadamu, dan jangan sekali-kali kamu putus pembicaraan itu."
Namun, walaupun begitu, kejadian memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara kerap kita temui, atau bahkan kita sendiri yang melakukannya.Â
Kejadian terakhir dan cukup heboh karena viral di media sosial adalah, tindakan Puan Maharani yang mematikan mic, saat salah seorang anggota dewan berbicara.
Kejadian itu terjadi Senin, 5/10/2020, saat rapat pengesahan UU Cipta Kerja. Dalam video yang beredar luas di media-media sosial itu, terlihat Puan yang duduk di kursi Ketua Dewan, mematikan mic setelah saling menganggukkan kepala dengan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin. Saat itu anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat, Irwan, sedang menyampaikan pandangannya mengenai RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Karuan saja, apa yang dilakukan Puan Maharani ini mengundang kecaman dari semua yang menonton video tersebut. Bukan hanya rakyat biasa atau masyarakat umum, karena video itu memang tersebar di grup-grup WA. Ungkapan sinis pun keluar dari beberapa tokoh.
Seperti yang diungkapkan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan, "Saya berpendapat, mungkin Puan Maharani tidak suka mendengarkan saran, pandangan, masukan, bahkan kritik.
Sehingga pertanyaan yang muncul adalah jika anggota DPR saja tidak mau didengar pandangannya, bagaimana Ketua DPR RI mau mendengarkan aspirasi dan harapan rakyatnya?"
Bahkan menurut Ujang Komarudin, pengamat dari Universitas Al-Azhar Indonesia, apa yang dilakukan Puan dalam rapat pengesahan UU Cipta Kerja tersebut bersifat kekanak-kanakan.