Mohon tunggu...
Urbanus Rohit
Urbanus Rohit Mohon Tunggu... Mahasiswa - we must study hard

Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengendalian Diri Anak berdasarkan Marshmallow Test

24 November 2021   15:05 Diperbarui: 24 November 2021   17:08 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ilustrasi Marshmallow Test: Ibu meminta 8 orang anak yang berusia kira-kira 3-4 tahun untuk duduk di kursi yang berada di ruangan yang terpisah satu dengan yang lainnya. Ibu itu memberikan satu marshmallow di atas piring di meja yang telah disediakan.  Mereka boleh makan marshmelow itu, akan tetapi kalau mereka mau menunggu beberapa menit sampai ibu itu kembali ke ruangan mereka, maka mereka dapat memperoleh 2 buah marshmallow. Berdasarkan tes tersebut, ada anak yang mampu menahan diri demi mendapatkan satu buah marsmellow lagi dan ada anak yang langsung memakan marshmallow tersebut.

Berdasarkan ilustrasi di atas ada beberapa pertanyaan yang akan menjadi persoalan dalam tulisan ini. Mengapa ada anak yang mampu mengendalikan diri dan yang lain tidak dapat? Darimana ketrampilan pengendalian diri itu berasal? Apakah kemampuan awal (anak mampu mengendalikan diiri) memengaruhi perkembangan hati nuraninya di masa depan? Berikut ulasan-ulasan dari penulis mengenai beberapa persoalan tersebut.

  • Alasan Anak Mampu versus Tidak Mampu Mengendalikan Diri

Ada 3 (tiga) latar belakang yang mendasari perbedaan pengendalian diri antara anak yang satu dengan yang lainnya. Pertama, regulasi diri (self-regulation) mendasari semua aspek kehidupan seseorang, seperti mental, fisik, dan emosional. Regulasi diri artinya kemampuan yang dimiliki seseorang untuk  mengupayakan keinginan dalam jangka panjang dari godaan secara lansung. 

Kedua, kepatuhan (compliance) berkaitan dengan sikap pengendalian diri dengan mengikuti  petunjuk penting yang disampaikan dalam. 

Ketiga, penundaan gratifikasi (delay of gratification) merupakan kemampuan untuk menunda kepuasan dan mengutamakan keuntungan daripada kesenangan secara langsung dengan adanya unsur pemaksaan terhadap diri sendiri.[1] 

Piaget menyebutkan bahwa awal masa kanak-kanak ditandai dengan perkembangan moral yang disebut "moralitas melalui paksaan." Anak-anak secara otomatis mamatuhi segala bentuk peraturan tanpa harus berpikir dan menilai. Ia menganggap orang dewasa itu memiliki kekuasaan untuk memberi peraturan.[2]

Ada beberapa hipotesis yang menyatakan bahwa anak tidak dapat mengendalikan diri, karena melanggar aturan dan mereka lupa peraturan tersebut. 

Ada pula yang mengatakan bahwa anak-anak melanggar aturan karena mereka tidak sepenuhnya memahami aturan tersebut atau lebih tepatnya tidak sepenuhnya memahami perintah yang mereka terima dari Marshmallow Test.[3] Menurut Elizabeth B. Hurlock ada tiga bentuk pelanggaran atau ketidakpatuhan yang terjadi pada masa awal kanak-kanak. Pertama, ketidaktahuan anak bahwa perilakunya tidak dibenarkan oleh kelompok sosial. 

Orang dewasa menyampaikan peraturan kepada mereka, tetapi mereka mungkin melupakan atau tidak memahami peraturan yang diberikan tersebut. Kedua, anak-anak sengaja tidak mematuhi aturan-aturan yang kecil demi mendapatkan perhatian yang lebih daripada perilaku yang baik. Ketiga, anak melanggar aturan karena merasa bosan. Mereka tidak betah berlama-lama di dalam ruangan tanpa ada hal yang dikerjakannya.[4]

Alasan anak mampu mengendalikan diri dalam Marshmallow Test, karena anak mampu menunda kepuasan; patuh akan aturan yang disepakati; dan memiliki kontrol diri yang baik demi menginginkan sesuatu hal yang lebih menguntungkan. 

Pada usia ini, anak sedang mengalami perkembangan moral yang disebut "moralitas melalui paksaan," seperti yang diungkapkan oleh Piaget. Maka, pada Marshmallow Test, anak mampu mengendalikan diri disebabkan oleh paksaan dari dirinya sendiri untuk mematuhi peraturan yang diberikan orang dewasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun