Mohon tunggu...
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN Mohon Tunggu... Penulis - Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun dikelola oleh Tim Media Relations

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perayaan Dies Natalis ke-22 FK UPH: Memahami Esensi Perawatan Medis dan Tantangan AI dalam Dunia Kesehatan

30 November 2023   09:49 Diperbarui: 30 November 2023   09:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pelita Harapan (UPH) merayakan Dies Natalis ke-22 dengan acara puncak pada 18-19 November 2023 di Gedung FK UPH. Dies Natalis FK UPH tahun ini mengusung tema "C.A.N.C.E.R-Conquering Adversity: Approaches in Nurturing Comprehensive and Empathic Cancer Care" dengan tujuan memperkaya pengetahuan mahasiswa kedokteran tentang perawatan, inovasi pencegahan, dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup penyintas kanker. Perayaan Dies Natalis ini juga disertai dengan ungkapan syukur atas prestasi gemilang FK UPH yang menduduki peringkat pertama Fakultas Kedokteran Swasta di Indonesia menurut lembaga pemeringkat internasional EduRank.

Acara Dies Natalis FK UPH dihadiri oleh Dr. (HC) Mochtar Riady, pendiri Lippo Group dan FK UPH, Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D., Dekan FK UPH, serta dosen, mahasiswa, dan alumni FK UPH. Dalam pidatonya, Dr. Mochtar Riady menyoroti pentingnya perhatian terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung pekerjaan dokter di era revolusi industri 4.0. "Teknologi AI memiliki potensi besar untuk mengubah cara hidup dan bekerja manusia. Meskipun AI dapat membantu dokter dalam melakukan diagnosis dan pencegahan, kita tidak boleh melupakan peran penting manusia, terutama dalam hal empati dan perhatian terhadap pasien," ujar Dr. Mochtar.

Pesan serupa juga disampaikan oleh Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D., dalam sambutannya. Ia menyoroti beberapa aspek di mana AI dapat membantu pekerjaan manusia dalam dunia kedokteran.

"Salah satu cara kita sebagai dokter untuk memanfaatkan sisi positif AI adalah dengan menggunakan AI untuk mempermudah pekerjaan harian kita. AI dapat membantu dokter dalam membuat diagnosa yang lebih akurat, memprediksi hasil pengobatan pasien, dan mengidentifikasi rencana perawatan pasien. Dengan demikian, AI dapat meningkatkan kualitas perawatan dan hasil pasien. Namun, tidak mungkin hal ini dapat dicapai tanpa adanya 'the man behind the gun' (manusia yang berperan di baliknya). Peran manusia tetap tidak tergantikan, terutama dari aspek humanis, kepedulian, empati, pengalaman sosial, dan tanggung jawab kepada pasien. Kita perlu belajar hidup berdampingan dengan teknologi yang ada," ungkapnya.

Medical Wisdom, Tidak Dapat Digantikan AI  

Dalam perayaan Dies Natalis FK UPH, Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D., menyampaikan pemaparan bertema "Medical Wisdom and Artificial Intelligence" pada sesi Plenary.

Dalam pemaparannya, Prof. Eka menjelaskan empat aspek pekerjaan dokter yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan, yaitu:

1. Trusted by the patient (Dipercaya Pasien)
Mendapatkan kepercayaan dari pasien untuk merawat penyakit mereka adalah nilai yang sangat berharga bagi seorang dokter. Seorang dokter yang diandalkan tidak hanya memiliki pengetahuan medis yang kuat, tetapi juga dapat membina hubungan empati dan menjalin komunikasi yang baik dengan pasien. Kepercayaan ini menjadi motivasi bagi pasien untuk mematuhi saran dan perawatan, menciptakan kerja sama positif antara dokter dan pasien. Ini adalah hal yang tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan (AI).

 2. Promising the best could be done (Komitmen Memberi Perawatan Terbaik)

Sebagai seorang dokter, komitmen untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien sangat penting. Ini mencakup kemampuan dokter untuk memberikan diagnosis yang realistis, menjelaskan opsi perawatan yang tersedia, dan memberikan dukungan moral kepada pasien. Berjanji untuk melakukan yang terbaik mencerminkan dedikasi seorang dokter untuk memberikan perawatan optimal sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan terkini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun