Mohon tunggu...
Universitas MuhammadiyahAceh
Universitas MuhammadiyahAceh Mohon Tunggu... Humas

Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) salah satu perguruan tinggi swasta milik Muhammadiyah yang berada di Kota Banda Aceh dan memiliki 7 Fakultas dengan 22 Program Studi, Unmuha sudah terakreditasi "Baik Sekali" oleh BAN PT selain itu Program Studi yang ada di Unmuha sudah terakreditasi Unggul, Baik Sekali, dan Baik.

Selanjutnya

Tutup

Home

Akademisi Unmuha: Kasus Keracunan Program MBG Peringatan Pentingnya Pengawasan Pangan Menyeluruh

29 September 2025   18:31 Diperbarui: 29 September 2025   18:31 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANDA ACEH.COM - Rentetan kasus keracunan yang menimpa para siswa akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah Indonesia menegaskan perlunya pengawasan ketat dalam sistem distribusi makanan berskala besar. 

Peristiwa ini menunjukkan bahwa keamanan pangan tidak hanya bergantung pada kualitas bahan baku, tetapi juga pada detail teknis seperti suhu penyajian, kebersihan peralatan, dan sanitasi dapur, yang seluruhnya berperan penting dalam mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Akademisi Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Dr. Basri Aramico, SKM., MPH., menekankan bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan akibat konsumsi makanan bergizi gratis merupakan peringatan serius akan pentingnya pengawasan menyeluruh pada seluruh rantai penyediaan pangan, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi akhir. 

"Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan standar higienitas--sanitasi adalah kunci utama untuk menjamin keamanan pangan. Setiap tahap, termasuk pemilihan menu, pengendalian suhu, kelayakan wadah, hingga kebersihan tenaga pengolah, harus diawasi secara ketat untuk mencegah kontaminasi bakteriologis seperti Escherichia coli dan Salmonella," tegas Dr. Basri Aramico dalam keterangannya, Senin, 29 September 2025.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya optimalisasi peran pemerintah melalui Dinas Kesehatan, puskesmas, dan tim sanitarian  utk mengawasi higiene dan sanitasi makanan. Pengawasan tidak hanya dilakukan secara rutin, tetapi juga melalui peningkatan jumlah tenaga pengawas dan ahli gizi agar standar keamanan pangan dapat terpenuhi secara konsisten.

"Mengingat skala produksi makanan yang besar, strategi tambahan seperti penambahan satuan penyedia pangan (SPPG), pembagian proses produksi, atau penyesuaian jadwal penyajian sangat diperlukan agar jarak waktu antara produksi dan konsumsi tidak terlalu panjang," tambahnya.

Dr. Basri menilai bahwa pencegahan kasus serupa memerlukan pendekatan yg komprehensif, penerapan GMP secara konsisten, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Langkah-langkah tersebut menjadi fondasi penting untuk memastikan keamanan pangan yang berkelanjutan dan layak dikonsumsi masyarakat.

Kasus keracunan pada program MBG seharusnya menjadi pembelajaran kolektif bahwa keamanan pangan bukan semata urusan dapur, melainkan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan---mulai dari pemerintah, penyedia layanan, hingga masyarakat---terutama dalam kegiatan publik yang melibatkan konsumsi massal. (Humas)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun