Mohon tunggu...
Universitas Ahmad Dahlan
Universitas Ahmad Dahlan Mohon Tunggu... Lainnya - Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tiga Cara untuk Mengubah Kemungkaran

1 Februari 2023   08:58 Diperbarui: 1 Februari 2023   09:07 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. pemateri kajian rutin bakda Maghrib Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Catur)

Kajian keislaman rutin Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tayang di YouTube Masjid Islamic Center UAD memasuki pembahasan Hadis Arbain ke-34. Pada kesempatan kali ini dibersamai oleh Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. yang juga menjabat sebagai Kepala Asrama Pesantren K.H. Ahmad Dahlan (Persada). Dalam penyampaian kajian rutin setelah Magrib, dijelaskan secara singkat dengan tema "Mengubah Kemungkaran dalam Pandangan Islam".

"Saat ini, kemungkaran sangat banyak dijumpai di dunia nyata maupun media sosial. Namun sebelum masuk ke dalam pembahasan, perlu dipahami bahwa arti sederhana kemungkaran adalah sesuatu yang melanggar dari apa yang telah diatur oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya. Dengan banyaknya kemungkaran yang terjadi, sudah seharusnya seorang muslim mengetahui kewajibannya menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan," paparnya.

Hal ini selaras dengan pembahasan yang disampaikan selanjutnya. Merujuk dari Hadis Arbain ke-34 yang artinya: Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman'."

Lebih lanjut, Budi menjelaskan faedah dari hadis yang disampaikan. Setidaknya dibagi dalam 3 pokok hal. Apabila melihat kejahatan/kemungkaran hendaknya mengubah dengan tangan, jika tidak mampu ubahlah dengan lisan, terakhir jika tidak mampu ingkarilah dengan hati.

"Kita perlu mempelajari dan mengambil manfaat dari hadis tersebut. Pertama, mencegah dengan tangan artinya orang yang memiliki kekuasaan tinggi seharusnya dapat menegakkan keadilan di negeri ini. Kedua, mengubah kemungkaran dengan lisan dapat dipahami bahwa seseorang yang pandai berbicara dengan ilmunya hendaknya saling memberi nasihat dengan perkataannya yang baik. Terakhir, jika tidak mampu dengan keduanya maka mengingkari perbuatannya dengan hati," jelas Ustaz Budi.

Ia melanjutkan, "Tingkatan mengingkari dengan hati masuk dalam kategori iman yang paling rendah. Ada 2 yang ditawarkan yakni membenci kemungkaran yang dilakukan atau meninggalkan kemungkaran yang terjadi. Janganlah menjadi penonton maupun pendengar. Allah Swt. memberikan 3 poin penting yang tujuannya untuk umat Islam agar memilih mana yang sesuai dengan kapasitasnya."

Di akhir, Budi berharap, "Semoga kita semua diberikan oleh Allah Swt. karunia, kekuasaan, lisan yang fasih mendakwahkan syariat Islam, dan hati yang bersatu padu. Sehingga dapat mencegah kemungkaran dan menjadi hamba Allah Swt. yang paling bermanfaat untuk membawa ajaran Islam yang mulia ini menuju rahmatan lil alamin." (ctr)

uad.ac.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun