Mohon tunggu...
Raka
Raka Mohon Tunggu... Project Manager -

Nama populernya: Raka Okre. Pribadi yang menyenangkan, selalu optimis, konsisten, pendengar yang baik juga penyayang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

AVA Kabarmu?

12 Desember 2015   10:25 Diperbarui: 12 Desember 2015   11:12 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - mengonsep bisnis (Maricari)

Ide atau pengalaman apa saja yang ingin ditawarkan oleh si-penulis tentang dunia marketing dan pernak-perniknya? Menarikkah? Dapatkan diaplikasikan ke saya yang paling awam sekalipun? Ataukah hanya sebatas tulisan?

Memang tidak ada salahnya mempelajari sesuatu yang mungkin kita sendiri masih awam dengan pengetahuan tersebut. Bisa saja
ada pesan yang terselip penuh makna dari sekian banyaknya rangkaian kata yang kadang membuat kepala kita pusing. Bagi kamu yang ingin belajar menjadi seorang marketing, disini bukan tempatnya lho...

Nah, sambil menikmati kopi tarik hasil racikan pedagang pasar Muara Karang - Jakarta Barat, Raka Okre berbagi cerita
tentang satu dari sekian banyak pernak-pernik marketing khususnya untuk kamu yang ingin mengembangkan usaha, baik itu;
kemitraan, retailer ataupun keagenan. Ada baiknya melirik "strategi yang satu ini" yang katanya sih boleh kamu coba...yuk
kita lihat seperti apa sih?

Menurutnya menjadi seorang marketing sama halnya menjadi seorang seniman. Seniman tidak dihasilkan hanya dari darah
keturunan seniman ataupun bangku kuliah melainkan eksplorasi cita-rasa sepanjang hidupnya yang teraktualisasikan dengan
media gambar, suara dan lain sebagainya yang tentunya dapat dinikmati oleh siapapun.

Tiga kata ini mungkin dapat kamu pertimbangkan dalam berbisnis, AVA = Availability, Visibility, Advocacy.
Availability dapat berupa barang atau jasa. Ini penting, jika kamu gencar beriklan namun barang atau jasa yang kamu iklan
kan tersebut tidak terdistribusi dengan baik bahkan mungkin tidak tersedia dipasar sebaiknya aktivitas beriklan kamu
dipertimbangkan kembali. Jangan sampai mendapat stempel; "Hayah, cuma iklan aja!" Hal ini banyak dilakukan oleh pelaku
usaha yang masih baru (newbie), termotivasi karena ketidaksabaran dan ketidaktahuannya. Aktivitas ini sebatas ingin
terlihat eksis dan keren, padahal efeknya "bad impression" yang berujung pada kurangnya rasa percaya calon-pembeli.
Solusinya, tambahkan kalimat jika barang atau jasa tersebut:
• Bersifat terbatas dan eksklusif; "Kesempatan terbatas."
• Naik produksi atau dalam perjalanan; "Pre-Order."
• Sama sekali tidak ada; "Diproduksi berdasarkan pesanan."

Visibility, ini sangat menentukan POS (point of selling). Barang atau jasa yang ditawarkan oleh si-pedagang sudah pada
tempat yang seharusnya ataukah belum? Umumnya jika produk kita bersifat masif, hanya beberapa saja yang dipajang selebihnya disimpan oleh pedagang dibawah rak dagangan atau dikolong dan tertumpuk dengan produk lainnya. Atau mungkin produk kamu terlihat tapi tidak menarik, bisa karena debu atau terlalu sedikit.

Bersih dan rapihkan aturlah sedemikian rupa produk kamu agar menarik dan sedap dipandang mata. Jika ruang display sangat
terbatas bahkan ada kewajiban membayar, kamu bisa sedikit improvisasi dengan membuat "mini sign board" atau "hanging
banner" yang menunjukan identitas produk atau jasa mu di suatu tempat, lebih baik lagi jika tertera nama toko. Ini dapat
dijadikan senjata promosi untuk membantu retailer lebih loyal dan aktif menawarkan produk kita ke pembeli karena terbantu
dengan media promosi.

Haram hukumnya jika produk kamu tidak terlihat lantas dengan emosional kamu atau orang mu menggeser bahkan dengan sengaja  menutupi produk lainnya terutama produk kompetitor. Karena jika kamu lakukan, kamu sudah harus siap dengan "genderang  perang" mereka (kompetitor) akan melakukan hal yang lebih gila dan yang tidak kamu bayangkan sebelumnya...hukum alam.  Carilah tempat yang mudah terlihat dengan jarak pandang mata (searah atau sejajar dengan pengelihatan, bukan diatas atau dibawah). Ini dikarenakan kita orang Indonesia, mata kita terlatih dengan visual dari kiri ke kanan juga dari atas kebawah.

Advocacy, 99% banyak pelaku usaha mengabaikan tujuan dari aktivitas ini dengan alasan tidak ada waktu atau buang-buang
waktu, cukup kasih label harga murah atau diskon besar beres urusan. Ingat, kamu adalah pebisnis bukan sebatas dagang.
Bisnis dibangun untuk kelangsungan jangka panjang dengan modal utama kepercayaan dan referensi. Maksudnya apa? Perusahaan atau pelaku usaha yang me-label dirinya dengan harga murah atau diskon besar diluar batas kewajaran berujung pada umpatan, rasa kecewa bahkan dendam.

Luangkanlah sedikit waktu mu, sampaikan ke team juga mitra kerja mu akan keunggulan dan keunikan dari produk kamu tanpa
menjelek-jelekan produk sejenis dari kompetitor. Pilihlah waktu yang santai dan sampaikan dengan bahasa yang mudah
dipahami. Selalu tersenyum saat diserang dengan guyonan yang menyudutkan produk kamu dan ucapkan "terima kasih atas atensi dan masukannya." Hal ini perlu dilakukan secara berkala, mungkin seminggu dua kali. Tujuannya untuk mengingatkan keberadaan kamu dan produk yang kamu tawarkan. Ciptakan persepsi ke team & mitra kerja mu; "berbisnis bersama kami menjadikan kamu kaya dan bahagia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun