Proses seleksi beasiswa di sekolah menengah sering kali menghadapi kendala. Banyaknya pendaftar dengan kriteria penilaian yang beragam membuat panitia harus bekerja ekstra, apalagi jika masih dilakukan secara manual. Kondisi inilah yang dialami di SMA 1 Muhammadiyah Magelang, di mana penentuan penerima beasiswa membutuhkan waktu lama dan berisiko tidak tepat sasaran.
Melihat permasalahan tersebut, Rifi Rizqina Ghozali, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), menghadirkan sebuah solusi berupa sistem pendukung keputusan berbasis metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan model Weighted Product (WP). Inovasi ini dirancang untuk membantu sekolah dalam menyeleksi penerima beasiswa secara lebih cepat, objektif, dan transparan.
Sistem yang Lebih Adil dan Efisien
Dalam penelitiannya, Rifi merumuskan dua tujuan utama: mengimplementasikan sistem pendukung keputusan di SMA 1 Muhammadiyah Magelang dan menerapkan metode FMADM dengan model WP dalam proses seleksi. Metode ini dipilih karena sederhana, efisien, serta mampu menyeleksi alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.
Lima kriteria utama yang digunakan dalam seleksi meliputi: nilai rata-rata rapor, nilai ijazah, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan, dan prestasi bidang keahlian. Data dari para pendaftar kemudian ditransformasikan ke dalam bilangan fuzzy dan diproses menggunakan rumus WP untuk menghasilkan perangkingan akhir.
Hasil yang Memuaskan
Hasil implementasi menunjukkan bahwa sistem ini mampu bekerja dengan tingkat akurasi hingga 100% jika dibandingkan dengan perhitungan manual menggunakan Excel. Selain itu, sistem juga memberikan keunggulan dalam hal transparansi karena setiap kriteria memiliki bobot cost maupun benefit yang jelas. Dengan demikian, panitia beasiswa tidak hanya terbantu dari sisi kecepatan, tetapi juga lebih yakin bahwa keputusan yang diambil benar-benar sesuai dengan data.
Meski begitu, Rifi juga menyoroti adanya keterbatasan pada metode WP, yakni hanya bisa digunakan untuk data dengan nilai berbentuk rentang (range). Hal ini menjadi catatan penting agar sistem bisa terus dikembangkan dan diaplikasikan pada kriteria seleksi yang lebih kompleks di masa mendatang.
Menegaskan Peran Teknologi untuk Keadilan Pendidikan
Rifi menyimpulkan bahwa penerapan metode FMADM dengan model WP terbukti efektif sebagai sistem pendukung keputusan penerima beasiswa. Inovasi ini menjadi wujud nyata bagaimana teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pemerataan akses pendidikan.
"Dengan adanya sistem pendukung keputusan ini, proses seleksi beasiswa bisa dilakukan lebih cepat, akurat, dan transparan. Diharapkan siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu dapat memperoleh hak mereka dengan adil," tegas Rifi.
Lebih jauh, karya ini juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Sistem digital seleksi beasiswa ini mendukung akses pendidikan yang adil dan inklusif bagi siswa dari berbagai latar belakang. Selain itu, inovasi ini memperkuat tata kelola lembaga pendidikan yang transparan (SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh), sekaligus mendorong pemanfaatan teknologi dalam pembangunan berkelanjutan (SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).
Melalui karya ilmiah ini, Rifi menegaskan bahwa digitalisasi seleksi beasiswa bukan hanya soal efisiensi, melainkan juga tentang menghadirkan keadilan. Ke depan, sistem serupa berpotensi menjadi model yang dapat diterapkan di berbagai sekolah, sehingga semangat pemerataan pendidikan dan pencapaian SDGs bisa benar-benar terwujud. (Ening Widi)