Mohon tunggu...
Unimma
Unimma Mohon Tunggu... Akun Resmi Universitas Muhammadiyah Magelang

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) adalah kampus Islami terakreditasi UNGGUL yang mencetak lulusan profesional, berakhlak mulia, dan siap bersaing global.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Peneliti CESI UNIMMA Intip Potensi Pengembangan Alat Penghasil Minyak dan Briket di Desa Talunombo Wonosobo

3 Juli 2025   22:10 Diperbarui: 3 Juli 2025   22:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat pirolisis di Desa Talunombo Wonosobo (Sumber: https://www.instagram.com/mujiunimma/)

Desa Talunombo di Kabupaten Wonosobo menunjukkan bagaimana teknologi sederhana dapat memberikan solusi atas permasalahan sampah sekaligus menjadi sumber energi alternatif. Dalam kunjungannya ke TPS 3R Lestari Desa Talunombo (30/06/2025), Muji Setiyo, peneliti dari Center of Energy for Society and Industry (CESI), Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), meninjau langsung sistem pengolahan sampah yang telah berjalan di desa tersebut.

Menurut Pak Badarudin, Kepala Desa Talunombo, fasilitas TPS 3R Lestari secara rutin mengolah sekitar 13,6 ton sampah per bulan, melayani lebih dari 430 Kepala Keluarga (KK). Sistem yang diterapkan berbasis pemilahan: sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah plastik diproses lebih lanjut menggunakan alat pirolisis.

"Alat pirolisis ini kapasitasnya 50 kilogram sekali proses," jelas Pak Badarudin. "Dari 50 kg plastik rumah tangga, termasuk styrofoam, kami bisa menghasilkan 40 sampai 45 liter minyak solar.".

Namun, tidak semua sampah plastik berubah menjadi minyak. Sebagian menjadi uap, dan sebagian lagi menjadi residu padat atau char, yang kemudian diproses menjadi briket. "Briket ini sangat berguna saat gas LPG langka," tambah Pak Badarudin. "Kami coba padatkan char agar bisa jadi bahan bakar cadangan."

Muji Setiyo mengapresiasi inisiatif ini. Menurutnya, meskipun masih berskala kecil dan dengan alat sederhana, sistem ini membuktikan bahwa desa mampu mandiri dalam pengelolaan sampah sekaligus memproduksi energi alternatif.

"Pirolisis adalah teknologi yang potensial, terlebih jika dipadukan dengan proses pemurnian yang tepat," ungkap Muji. Ia menjelaskan bahwa minyak hasil pirolisis perlu diuji lebih lanjut, terutama dari segi komposisi kimia dan standar pembakaran. Karakteristik rantai karbonnya menentukan seberapa layak digunakan pada mesin.

Dalam kunjungan tersebut, Muji juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dan pelatihan berkelanjutan bagi pengelola TPS 3R. "Kuncinya bukan hanya pada alat, tapi pada keberlanjutan pengelolaan, pelatihan teknis, dan pemantauan mutu hasil," ujarnya.

Apa yang dilakukan oleh TPS 3R Lestari Talunombo, lanjutnya, bukan hanya pengelolaan sampah, tapi juga model ekonomi sirkular di tingkat desa. Sampah diolah, dimanfaatkan, dan bahkan membuka potensi sumber energi lokal. Jika dimaksimalkan, skema ini bisa mengurangi ketergantungan desa pada sumber energi komersial sekaligus mengurangi beban lingkungan.

Langkah Desa Talunombo layak menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia. Bahwa dengan kemauan, kolaborasi, dan adaptasi teknologi sederhana, pengelolaan sampah bisa menjadi peluang, bukan sekadar kewajiban. Perluasan penerapan pirolisis skala desa ini tentu memerlukan penelitian lebih lanjut, termasuk aspek keamanan, efisiensi energi, dan dampak lingkungannya.

muji.blog.unimma.ac.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun