Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilihan dan Keinginan Bagai Siang dan Malam

16 Januari 2019   08:59 Diperbarui: 16 Januari 2019   09:10 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/Alexas_Fotos

Aku duduk menepi di salah satu sudut serambi rumah-Nya. Kupastikan kedua anakku tak bermain jauh dari sampingku. Kala itu, kami singgah untuk ibadah dan rehat sejenak. Anak-anak pun sangat antusias tetiba disana, terutama dua balitaku. Mereka langsung menikmati kenyamanan dengan bermain sesuka hati.

Sang Kakak sudah lebih mengerti, karena usia yang hampir 10 tahun. Sedang dua adiknya masih lugu, seolah sampai di taman bermain yang begitu mengasyikkan. Mereka pun berlari kesana kemari seakan tak memikirkan apa fungsi tempat singgah tersebut. Bagi mereka, tempat itu sangat nyaman untuk bermain. Nyaman! Ya, aku pun merasakan kenyamanan disana.

Seusai shalat, Kakak bertanya padaku, "Bu, kenapa Ibu tak bekerja?"

Lalu kujawab, "Kalau Ibu bekerja, tak akan bisa ibu menemani kalian seperti ini."

Kakak terdiam.

"Coba kau lihat rumah-Nya nan megah! Dipilih lalu dibangun semegah itu. Pastilah agar kita merasa nyaman ketika singgah. Kau pun merasa nyaman bukan? Untuk apa? Supaya kita tetap istiqomah," jawabku kemudian.

"Begitu pula dengan Ibu, memilih tak bekerja tentu ada alasannya.  Yang pasti agar kalian merasa nyaman. Karena ini adalah sebuah pilihan, bukan keinginan yang mengikuti ego semata," kataku melanjutkan.

Kakak hanya tersenyum. Senyuman yang mengandung makna ganda, antara mengerti dan berpikir. Anak seusianya belumlah faham betul arti sebuah pilihan dan keinginan. Biarkanlah, karena dia masih berproses, kelak pasti kan mengerti.

Pilihan dan keinginan? Bagaimana aku bisa menyikapinya? Ya, mereka adalah dua hal yang berbeda. Yang harus dipilih salah satunya. Untuk apa? Untuk kenyamanan hidup tentunya.

Seperti rumah-Nya yang dipilih untuk dibangun megah agar menimbulkan rasa nyaman umat-Nya yang singgah. Begitupun aku, semoga pilihanku bisa membuat nyaman diriku serta keluargaku. Aamiin.

Kadang aku bertanya pada diriku. Mengapa kita harus memilih? Ya. Hidup itu ada banyak pilihan dan keinginan. Dan kita tak mungkin memiliki semuanya secara bersamaan. Mungkin kita bisa menggapai keinginan kita suatu saat nanti, namun pilihan tetaplah sebuah prioritas utama kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun