Belakangan ini beredarnya tabloid Indonesia Barokah sempat menyita perhatian publik. Tabloid yang diedarkan di masjid dan pesantren itu dianggap sebagai media propaganda politik.
Anehnya, meski tak ada bukti yang valid, sejumlah laman berita mengarahkan tuduhan kepada Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf sebagai produsen dan penyebarnya. Tentu saja, TKN Jokowi-Ma'ruf mengelak. Sebab, mereka sendiri tidak mengetahui adanya tabloid tersebut. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Wakill Ketua TKN, Abdul Kadir Karding.
Ia mengaku sama sekali tidak mengetahui adanya Indonesia Barokah. Politisi PKB itu juga menegaskan bahwa Indonesia Barokah bukanlah produk resmi mereka.
Menurut Karding, tak ada untungnya peredaran Indonesia Barokah bagi capres petahana, Jokowi. Juga untuk mengangkat nama Kiai Ma'ruf Amin. Mereka juga tak pernah merasa dirugikan dengan adanya tabloid gelap itu.
Pandangan senada juga disampaikan oleh Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily. Ia menegaskan bahwa Indonesia Barokah bukan produknya. TKN tidak pernah menerbitkan tabloid propaganda seperti itu.
Hal itu karena TKN Jokowi-Ma'ruf Amin memegang teguh komitmen untuk tidak menyebarkan pesimisme, hoaks, ditnah dan berita kebohongan.
TKN Jokowi-Ma'ruf justru sangat mengapresiasi BPN Prabowo-Sandi melaporkan tabloid Indonesia Barokah ke polisi. Sehingga dengan begitu bisa dibuktikan apakah mengandung kampanye hitam atau negatif.
Keduanya jelas berbeda. Jika kampanye negatif dengan menyebarkan fakta yang terverifikasi, maka itu sah-sah saja dan dihitung bukan sebagai hoaks. Itu kampanye negatif. Tetapi berbeda dengan kampanye Obor Rakyat yang menyebarkan fitnah dan informasi hoaks.
Kita sebaiknya tak bisa langsung menuduh pihak lain atas setiap masalah. Proses bercermin adalah penting, agar kita mengetahui kesalahan yang sudah dilakukan.