Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Menghadapi "Writer's Block"

29 September 2018   00:46 Diperbarui: 29 September 2018   00:46 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengemban nama blogger dan Kompasianer #halah memang gampang-gampang susah. Kalau sekedar menulis untuk nyopas atau parafrase sedikit untuk menghindari plagiasi, menurut saya bukanlah "blogger" maupun "kompasianer". Karena diperlukan konten original bagi penulis dua platform ini.

Pun dia yang menulis dengan apa-adanya dari press release misalnya, bahkan mengaku wartawan dengan modal domain hosting berbayar. Manakala ada undangan, dia pimred, dia reporter, dia pimpinan umum, dia juga jurnalis yang beredar di lapangan. Enak, karena finansial dan beragam bonus masuk ke "satu pintu".

Bukan itu yang gue mau bahas, karena gue mau bahas gimana cara gue sendiri untuk menulis. Katanya, ada istilah bernama "writer's block". Kondisi dimana elo mau menulis tapi malah nge-blank. Mulai darimana, mulai dari kalimat apa dan mau ngapain. Alhasil, mood hilang dan draft tulisan kosong melompong, hanya kertas putih dipandangan.

Biasanya ini sih dialami penulis novel gitu. Tapi kalau blogger yang menulis, kadang ada loh kejadian seperti itu. Benar ngga? Kalau gue, ada beberapa hal yang gue coba lakukan. Yaitu mencoba 4 hal ini.

  • Waktu terbaik.

Biasanya, waktu yang terbaik itu kita sendiri yang tahu. Kalau saya, menjelang malam, karena diatas jam 10 malam itu kira-kira dalam dua tiga jam, efektif, menghasilkan tulisan dari NOL hingga selesai plus gambar-gambarnya.

Waktu ini relatif, mungkin rekan-rekan ada waktu lain, misalnya saat jam makan siang, lagi break kantor, atau pada saat di kereta commuter line sambil ngeblog via hape.

  • Tempat terbaik.

Nah, tempat terbaik juga relatif. Kalau saya, ada banyak tempat, yang penting bisa fokus. Kalau  ada tempat dengan secangkir cokelat latte atau teh hangat manis, disitu tempat terbaik gue hehe.

  • Perlengkapan terbaik.

Utamanya sih laptop. Ya standard aja, kalau nulis kan drafting di aplikasi office, jadi tidak butuh resource tinggi. Yang penting keyboard nyaman karena bakal nulis dalam waktu agak lama. Selain itu, langsung kita upload ke blog sehingga butuh juga kecepatan wifi yang baik agar setiap revisi bisa kita refresh dan cekidot puas or ngga dengan cepat.

  • Suasana hati terbaik.

Gimanaa gitu ya kalau emang sedang ngga mood nulis, gue sih ya ga nulis. Karena daripada ngga puas ya kita lupakan saja dulu. Atau, dengan menulis draft atau coretan dulu, kemudian simpan draftnya. Nanti bisa diedit. Kadang gue merasa ga mood ya simpan dulu draftnya. Walaupun sudah di-upload ke blog. Lain waktu buka lagi, lanjutkan.

  • Perencanaan waktu.

Nah kalau sudah ada 4 hal diatas, biasanya gue rencanakan waktunya. Besok malam? Lusa? Sore minggu depan? Ada dimana gue pada saat itu, dan apa yang bisa gue kerjakan. Listing ngeblog apa dalam satu kali pada saat ketemu tempat yang tepat dan waktu yang tepat, kita sudah harus tau mau ngapain, nulis apa, ada Peer apa dan deadline tulisan apa.

Itu aja 4 hal yang menjadi perhatian gue dalam rangka mengatasi hambatan writer's block ya. Jangan lupa berkunjung ke UC juga ya selain dari akun UC di Kompasiana ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun