Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok dan 2000 Pasukan Surgawi

3 September 2016   11:25 Diperbarui: 3 September 2016   13:25 2445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan santer terdengar jika Sandiaga Uno sedang melempar manuver politik kepada Ahok tentang penjagaan yang dilakukan oleh 200 brimob untuk Ahok. Ahok membantah dan langsung memberi tanggapan bahwa “ada 2000 pasukan surgawi yang jaga gua.” Dengan percaya diri Sandiaga juga mengklaim bahwa perkataannya itu berdasarkan data faktual dari LSM.  Pertanyaan saya, apa hubungannya LSM mengurusi pengawal-pengawal Ahok? Alamak!

Saya tidak takjub dengan jawaban Ahok tersebut, karena sebagai sosok yang agamis, Ahok berulangkali memberi kesan bahwa dirinya seorang penganut agama yang taat. Tentu perlu diverifikasi, namun apa hendak dikata hubungan spiritual seseorang hanya Tuhan yang tahu.

Menurut saya, Ahok sosok yang tegas, kalaupun ia galak pasti saat berhadapan dengan musuh-musuh rakyat. Jika Ahok sadis, maka lihat dulu siapa yang ada dihadapannya. Seperti penggusuran-penggusuran yang dilakukan oleh PEMKOT DKI, Ahok hanya ingin semua warga bisa tinggal dan hidup di tempat yang layak. Digusur bukan berarti tamat, digusur berarti memulai dan menata kehidupan baru.

Saya heran dengan orang-orang bertopeng yang berdiri paling depan saat penggusuran dilaksanakan. Apakah mereka memikirkan setiap hak warga yang tergusur tersebut? Bukannya membantu masalah, malah memperkeruh suasana. Ahok menggusur  lokasi-lokasi tersebut bukan untuk dirinya, tapi untuk mewujudkan kehidupan warga kota yang sejahtera dan dengan peradaban yang lebih baik daripada di area lokalisasi, pinggir kali, atau rel kereta api.

Sejak Ahok berani berkata dengan lantang dan tegas bahwa dirinya hanya takut pada Tuhan, dia hanya ingin menyelamatkan uang rakyat dan menjalankan amanat sebaik-baiknya, kedua hal ini membuat saya berpikir bahwa belum ada sosok cagub-cawagub yang berani berkata seperti itu apalagi yang menyangkut dengan ketundukan serta kepatuhan terhadap Tuhan.

Belum lagi saat dirinya berpidato di salah satu acara, bukan takut kehilangan popularitas, Ahok justru menghimbau kepada seluruh warga DKI yang hadir bahwa jika dirinya tidak baik, maka silahkan  pilih yang lebih baik darinya.  Apa ada yang seperti Ahok? Bukankah calon-calon yang lain malah saling menjatuhkan lawan?

Saya benar-benar takjub dengan sikap dan perkataannya yang kembali memaksa saya untuk instropeksi diri. Banyak orang melakukan kepura-puraan demi mencapai keinginan dan memenuhi nafsu duniawi, tapi Ahok dengan rela berjuang ditengah-tengah kerusuhan dan perang ideologi yang multikultur.

Saya berpikir, jika saja calon pemimpin dan yang sedang mempimpin dimanapun mereka berada dengan berani mengakui kelemahan yang ada pada dirinya dan mengakui keunggulan yang ada pada diri orang lain, tentu kultur orang Indonesia yang asli akan memantul kembali melalui berbagai situasi dan kondisi.

Dan buat Ahok, kekuasaan bukan segalanya, tapi mewujudkan (setidaknya) Jakarta yang adil dan beradab adalah impian dan tujuan bersama. Melihat sebuah peristiwa dari satu sisi juga keliru, adalah hal yang sangat perlu bila kita menggunakan berbagai sudut pandang sehingga kita mampu menyerap hal-hal tak jernih menjadi jelas.

“Duhai Tuhan, berilah kekuatan, kesabaran, dan kelembutan hati bagi orang-orang yang berjuang di jalan-Mu” , aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun