Sedangkan bagi peneliti yang sedang ada di level asisten ahli, tenaga pengajar, dan dosen baru akan dipetakan untuk mengikuti kompetisi di level internal dan RisetMu.
"Setelah pemetaan, kami akan melakukan coaching terhadap dosen-dosen baru untuk bisa mengikuti pola dan template yang disyaratkan oleh para penyelenggara hibah," jelasnya.
Hal tersebut bertujuan agar para dosen bisa lebih produktif dalam melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat hingga bisa naik ke level berikutnya dan bisa segera melakukan regenerasi.
Ia mengatakan bahwa sudah hampir lima tahun ke belakang, DRPM Umsida sudah memiliki roadmap  yang telah dituangkan dalam roadmap universitas, fakultas, Prodi, dan juga dosen.
"Jadi saat ini kami sudah memiliki dua bidang unggulan, yaitu sosial humaniora dan Saintek," ungkap doktor lulusan Universitas Airlangga itu.
Di setiap bidang tersebut, imbuhnya, juga memiliki tema unggulan. Dua tema unggulan tersebut memiliki sekitar 8 sampai 9 subtema unggulan masing-masing.
Fakultas bisa memilih di antara dua bidang tersebut. Setelah ditentukan, lalu Prodi menentukan temanya juga, hingga dosen memilih tema unggulan untuk risetnya.
"Kami sudah mengembangkan terkait tema dan bidang unggulan ini, tinggal kemudian dosen bisa mengembangkan sesuai dengan kompetensi dan bidang keilmuannya," katanya.
Mengikuti kebijakan Kemendikti Saintek yang memiliki program Kampus Berdampak, DRPM Umsida akan menajamkan dan menyusun kembali tema unggulan untuk mendukung program tersebut.
"InsyaAllah pada sekitar bulan Agustus sampai September kami ada workshop untuk merancang, menyusun kembali, menajamkan, serta memfokuskan bidang unggulan tersebut," imbuh pakar ekonomi itu.
Lihat juga: 65 Proposal Penelitian Umsida Lolos Program Risetmu 2024, Naik Drastis dari Tahun Lalu